Pentingnya Pendidikan Moral Seksual Bagi Anak Remaja (Usia 10-17 Tahun) Dalam Keluarga

KOBA, Chosmas Oswyn (2020) Pentingnya Pendidikan Moral Seksual Bagi Anak Remaja (Usia 10-17 Tahun) Dalam Keluarga. Undergraduate thesis, Universitas Katolik Widya Mandira Kupang.

[img] Text
I. ABSTRAKSI.pdf

Download (501kB)
[img] Text
II. BAB I.pdf

Download (210kB)
[img] Text
III. BAB II.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (309kB)
[img] Text
IV. BAB III.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (432kB)
[img] Text
V. BAB IV.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (416kB)
[img] Text
VI. BAB V.pdf

Download (363kB)

Abstract

Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa perkembangan serta kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini selalu menuntut setiap orang untuk bersaing.Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin pesat, orang juga semakin berusaha untuk mencari suatu hal yang baru untuk memenuhi keinginan mereka. Sejalan dengan perkembangan dan kemajuan yang terjadi dalam setiap bidang kehidupan, orang tidak lagi memperhatikan hal-hal pokok dan fundamental dalam kehidupan ini. Contohnya dalam keluarga yang orang tuanya lebih sibuk mengejar materi daripada memberikan perhatian serta pendidikan moral seksual bagi anak mereka. Orang tua kadang merasa bahwa materi saja sudah cukup untuk menghadirkan kebahagiaan dalam keluarga daripada pendidikan moral seksual bagi anak yang seharusnya menjadi tugas dan tanggung jawab mereka sebagai pendidik utama. Pendidikan moral seksual bagi anak haruslah intensif. Hampir sebagian besar orang tua tidak lagi memperhatikan anak-anak mereka. Anak yang seharusnya masih dalam asuhan orang tua, kini harus dititipkan di Tempat Penitipan Anak. Hal ini nampaknya mempermudah pekerjaan dan tugas orang tua. Tetapi sebenarnya orang tua telah melalaikan tugasnya sebagai pendidik utama dan sekolah pertama dalam keluarga bagi anakanak mereka. Akibat dari kelalaian orang tua ini, anak akan merasa jauh dari orang tua. Orang tua akan mengalami kesulitan dalam menangani persoalan yang terjadi dalam diri anak karena memang mereka tidak tahu persis perkembangan anak mereka. Hal ini karena anak lebih banyak menghabiskan waktu dengan teman bermain atau dengan pengasuh yang bukan orang tua kandung mereka. Soal lain yang amat penting yang terjadi ketika orang tua kurang memperhatikan anak khususnya dalam mendamping dan mendidik moral anak adalah anak menjadi pribadi yang kerdil, tidak memahami secara sungguh arti terdalam hidup mereka serta kurang mendapat kasih sayang dan kehangatan dari orang tua. Sedikitnya pendampingan orang tua bagi moral seksual anak menjadi sebuah masalah ketika anak kemudian mencari pendidik di luar rumah. Masturbasi, onani, pornografi, serta hubungan seks di luar nikah dan terlalu dini merupakan persoalan moralitas seksual manusia zaman sekarang. Hal ini juga terjadi dalam lingkungan anak-anak. Ini dikarenakan anak ingin mencari tahu sendiri apa dan siapa diri mereka. Anak ingin mencari tahu arti seksual bagi dirinya. Namun kenyataan banyak keluarga yang berpegang teguh pada prinsip hidup tradisional, dan menganggap bahwa berbicara tentang seks adalah hal yang perlu dihindari, tabu dan penuh kehinaan. Sebagian orang tua masih menganggap bahwa mengajarkan tentang seks kepada anak adalah tabu. Orang tua selalu menganggap anak belum pantas mengetahui arti dan makna seksualitas itu. Padahal seksualitas itu sendiri sangat penting bagi kehidupan manusia terlebih pada anak demi perkembangan kepribadiannya dan perkembangan moral anak mendatang. Oleh karena seksualitas merupakan salah satu daya terbesar dalam diri setiap mahkluk hidup di dunia temasuk manusia, maka pendidikan moral seksual itu sendiri memberi arti penting bagi kehidupan seorang anak. Dengan memberikan pendidikan moral seksual pada anak, sebenarnya orang tua telah memberikan harta yang amat berharga bagi anak mereka. Orang tua tidak hanya mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidup, memberi makan, memberi pakaian tetapi mereka juga harus memberikan dan memperhatikan kebutuhan psikologis seperti cinta, afeksi, dan rasa aman kepada anak mereka.1 Tugas pendidikan moral seksual terhadap anak-anak harus pertama-tama berasal dari orang tua. Orang tua dalam keluarga mesti menyadari tugas utama mereka yang merupakan tujuan dari perkawinan yakni pendidikan moral seksual anak. Pendidikan moral seksual itu sendiri memberi arti tersendiri dalam diri anak-anak di dalam keluarga. Pendidkan moral seksual yang dimaksudkan di sini adalah pendidkan yang berbasis pendampingan orang tua dalam keluarga. Di sini orang tua mesti mengetahui dengan baik perkembangan anak. Cara memberikan pendampingan pun berbeda sesuai dengan kepribadian anak. Untuk itu butuh komunikasi yang baik dalam keluarga khususnya antara orang tua dan anak.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > B Philosophy (General)
B Philosophy. Psychology. Religion > BF Psychology
B Philosophy. Psychology. Religion > BL Religion
B Philosophy. Psychology. Religion > BV Practical Theology
B Philosophy. Psychology. Religion > BV Practical Theology > BV1460 Religious Education
Divisions: Fakultas Filsafat > Program Studi Ilmu Filsafat
Depositing User: SH Yakobus Naben
Date Deposited: 02 Dec 2021 04:45
Last Modified: 02 Dec 2021 04:45
URI: http://repository.unwira.ac.id/id/eprint/4695

Actions (login required)

View Item View Item