Proporsi Agregat Kasar Bentuk Pipih Dalam Campuran Ac-Wc Berdasakan Spesifikasi Bina Marga 2018

MANEK, Fransiskus Xaverius (2020) Proporsi Agregat Kasar Bentuk Pipih Dalam Campuran Ac-Wc Berdasakan Spesifikasi Bina Marga 2018. Undergraduate thesis, Unika Widya Mandira.

	Text ABSTRAK.pdf Download (871kB)
	Text BAB 1 .pdf Download (313kB)
	Text BAB 2.pdf Restricted to Repository staff only Download (477kB)
	Text BAB 3.pdf Restricted to Repository staff only Download (364kB)
	Text BAB 4 .pdf Restricted to Repository staff only Download (909kB)
	Text BAB 5.pdf Download (204kB)

Abstract

Asphalt concrete-wearing course (AC-WC) merupakan lapisan perkerasan yang terletak paling atas dan berfingsi sebagai lapisan aus. Walaupun bersifat non structural, AC-WC dapat menambah daya tahan perkeraasan jalan terhadap penurunan mutu sehingga secara keseluruhan menamba masa pelayanan dari konstruksi perkerasan. Dalam pekerjaan konstruksi jalan raya pada komposisi campuran Laston AC-WC yang terdiri dari agregat kasar, agregat halus, (Filler) sebagai bahan pengisi dan Aspal sebagai bahan pengikat. Agregat kasar berupa batu pecah umumnya di dapat dari hasil pemecahan batu-batu berukuran besar oleh alat pemecah batu (stonecrusher). Hasil pemecahan alat stonecrusher di dapatkan berbagai ukuran dan bentuknya. Bentuk butir yang paling banyak di dapatkan dari penggunaan alat ini adalah kubus (cubical), pipih (flaky) dan lonjong (elongated). Agregat pipih sangat mudah pecah apaila dikenai beban. Oleh karna itu. Determinations of flekindes indexs BS.812 membatasi indeks agregat pipih dalam laston maksimum 25% sedangka spesifikasi Bina Marga membatasis indeks agregat pipih dalam laston maksimum 10%, sehingga perlu diakuka penelitian untuk mengetahui proporsi agregat kasar bentuk pipih dalam campura AC-WC berdasarkan spesifikasi Bina Marga 2018. Parameter utama untuk menilai kelayakan bentuk butiran pipih sebagai agregat pada perkerasan lentur didapatkan dari pengujian Marshall. Hasil dari penelitian ini akan dipaparkan dalam bentuk tabel dan grafik uji Marshall, sehingga diharapkan didapat gambaran mengenai seberapa banyak porsi dari agregat pipih dalam campuran sehingga dapat dinilai kelayakan porsi penggunaan agregat berbentuk pipih, dalam campuran aspal agregat AC-WC. Variasi agregat pipih sebagai agregat kasar adalah 0%, 20%, 40%, 60%, 80%,100% dari berat agregat total dengan menggunakan KAO 5,96%, pada uji durabilitas nilai stabilitasnya meningkat yaitu (1025,4 - 1244,6) hubungan antara penggunaan agregat pipih dengan stabilitas dimana nilai stabilitas meningkat dengan bertambahnya agregat pipih dari 20% sampai dengan 100%. nilai kepadatannya hampir sama yaitu (2,397) untuk variasi 0%, (2,301) untukvariasi 20%, (2,304) untuk variasi 40% (2.308) untuk variasi 60% (2,312), untuk variasi 80%(2,315) dan untuk variasi 100% (2,319), nilai flow semakin menurun DARI 2,76 MENJADI 2,26 dengan bertambahnya agregat pipih, nilai VMA semakin menurun dari 16,47 menjadi 15,78 dengan bertambahnya agregat pipih. nilai VIM menurun dari 3,43 menjadi 2,48 dengan bertambahnya agregat pipih. nilai VFB meningkat dari 79,17 menjadi 84,95 dengan bertambahnya agregat pipih, nilai perbandingan ratio partikel lolos saringan No.200 (0,075 mm) variasi Pipih 0%, 20%, 40%, 60%, 80% dan 100%, cenderung stabil seiring bertambahnya jumlah agregat pipih. Hal ini mengindikasikan bahwa jika persentase agregat pipih bertambah maka partikel lolos saringan No.200 porsinya tidak berubah. Proporsi agregat kasar pipih 20% dan 40%, dalam campuran AC-WC, memenuhi spesifikasi BINA MARGA 2018, sedangkan untuk Proporsi agregat kasar pipih 60%, 80%, dan 100 %, dalam campuran AC-WC, tidak memenuhi spesifikasi BINA MARGA 2018, hal ini didukung dari hasil yang di uji durabilitas.

Actions (login required)

View Item