Makna Kelahiran Kembali Dalam Air Dan Roh Bagi Nikodemus (Sebuah Refleksi Eksegetis Atas Teks Yoh 3:1-21)

LAHUR, Kristoforus (2019) Makna Kelahiran Kembali Dalam Air Dan Roh Bagi Nikodemus (Sebuah Refleksi Eksegetis Atas Teks Yoh 3:1-21). Undergraduate thesis, Universitas Katolik Widya Mandira Kupang.

[img] Text
ABSTRAK.pdf

Download (453kB)
[img] Text
BAB I.pdf

Download (259kB)
[img] Text
BAB II.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (543kB)
[img] Text
BAB III.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (415kB)
[img] Text
BAB IV.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (304kB)
[img] Text
BAB V.pdf

Download (346kB)

Abstract

Kelahiran adalah sebuah peristiwa sukacita dalam sebuah keluarga. Dikatakan demikian karena dalam dan melalui peristiwa ini hadirnya seorang anggota baru. Dia yang akan berjalan dan menemani hidup keluarga selanjutnya. Dia juga yang akan memberi warna baru bagi perjalanan hidup keluarga. Lebih dari itu kelahiran juga menjadi sebuah peristiwa sukacita karena peristiwa ini direfleksi oleh umat beriman sebagai peristiwa karya agung Allah atas manusia. Alkitab sendiri sama seperti agama yang lain mengungkapkan imannya akan adanya hidup lain melalui lambang kelahiran baru yang dianugerahkan kepada manusia oleh dewa atau yang ilahi. Alkitab menyajikan konsep yang berbeda bukan soal tindakan magis tetapi soal tindakan kasih dan anugerah Allah. Misalkan saja dalam Perjanjian Lama kelahiran tokoh-tokoh penting yang membawa pembebasan bagi bangsa Israel. Kelahiran nabi Musa selalu dalam hubungan dan bingkai kasih Allah. Allahlah yang mengantar nabi Musa hingga bebas dari ancaman (Kel 2:1-10). Musa yang dihanyutkan dalam air tidak terjadi apa-apa karena kelahirannya demi sebuah karya Allah yang agung. Dialah yang membawa bangsa Israel keluar dari perbudakan di Mesir. Perjanjian Baru juga menampilkan kisah kelahiran tokoh yang menjadi utusan Allah. Seperti peristiwa kelahiran Yesus sebagai Putera Allah sendiri. Kelahiran-Nya menjadi sebuah peristiwa kelahiran bagi semua orang yang percaya. Nikodemuspun mengalami peristiwa kelahiran kembali. Dia mengalami peristiwa kelahiran itu berkat perjumpaannya dengan Yesus. Yesus yang dijumpainya mengundang dia untuk mengalami kelahiran kembali dalam air dan Roh. Kelahiran karena campur tangan Allah lewat air dan Roh-Nya. Berkat perjumpaan, percakapan dan sebuah wejangan panjang dari Yesus, Nikodemus yang adalah seorang Farisi, guru hukum, penguasa orang Yahudi, seorang kaya dan seorang yang berasal dari sebuah keluarga Yahudi terhormat perlahan-lahan diubah. Nikodemus memiliki seribu macam rasa saat berjumpa dengan Yesus. Dia datang di waktu malam untuk berjumpa dengan Yesus. Kedatangan di malam hari menimbulkan beberapa hipotesis. Pertama, Nikodemus datang malam hari karena takut di ketahui oleh orang banyak. Kedua, dia berjumpa Yesus waktu malam karena malam hari adalah kesempatan yang baik untuk belajar taurat. Malam hari saat yang tenang dan teduh untuk mengambil waktu belajar taurat. Ada juga yang mengatakan bahwa dia datang di waktu malam sebagai simbol bahwa Nikodemus datang dari sebuah kegelapan. Dia datang untuk berjumpa Yesus sebagai Sang Terang Sejati. Kegelapan kehidupan bagi Nikodemus bisa dipahami karena sebagai orang kaya tentu dia memiliki kelimpahan harta. Namun, dia merasa ada yang kurang dari kelimpahan hidupnya yakni, kekurangan akan harta spiritual. Maka, Nikodemus dengan mengambil sebuah sikap berani mau berjumpa dengan Yesus. Dia datang kepada Yesus tanpa memperhatikan sebuah resiko besar. Nama baik, status dan lain-lain dia abaikan demi berjumpa dengan Yesus. Nikodemus percaya bahwa perjumpaannya dengan Yesus memberi hidup. Perjumpaan itu akan mengalami daya ubah bagi dirinya. Perjumpaan antara Yesus dan Nikodemus juga menjadi sebuah undangan dan ajakan bagi setiap murid untuk berani mencarinya. Setiap murid diajak untuk mengalami kelahiran kembali dalam air dan Roh. Allah menginginkan suatu pendamaian dengan manusia yang telah tercebur dalam dosa ke dalam kerajaan-Nya. Jalan satu-satunya untuk memasuki dan merasakan kedamaian Kerajaan Allah adalah bahwa setiap orang harus mengalami suatu kelahiran spiritual. Kelahiran spiritual menekankan dimensi keilahian yang berbeda dengan kenyataan real dunia. Sebab sesungguhnya proses penyempurnaan dunia terjadi dalam diri Kristus. Dalam seluruh karya-Nya, Kristus menampakan secara utuh kasih Allah yang sempurna bagi dunia (Yoh 3:16). Allah tidak menginginkan manusia ciptaan-Nya masuk dalam penghakiman yakni kebinasaan. Tuntutan bagi manusia adalah menghayati hidup dengan berlandaskan pada iman, harapan dan kasih kepada Allah. Penghayatan akan tiga elemen fundamental ini memungkinkan dan melayakan manusia untuk mendiami istana terjanji yakni Kerjaan Allah. Maka, layaknya Nikodemus yang diundang oleh Yesus, Gerejapun harus mengalami kelahiran yang sama. Di dalam perjumpaan dan undangan dari Yesus untuk mengalami kelahiran kembali itu tentunya membutuhkan sebuah proses. Kelahiran kembali itu tidak sekali jadi tetapi selalu dimurnikan oleh Roh itu sendiri. Layaknya pribadi Nikodemus yang perlahan-lahan percaya. Nikodemus mengakui dan mengimani Yesus di dalam sebuah proses. Sebab Iman itu ibarat sebuah benih yang kecil, biasanya tumbuh lama sekali. Asalkan yang paling terutama adalah keterbukaan dan ketergerakan hati terhadap undangan Allah.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > B Philosophy (General)
B Philosophy. Psychology. Religion > BS The Bible
B Philosophy. Psychology. Religion > BV Practical Theology
Divisions: Fakultas Filsafat > Program Studi Ilmu Filsafat
Depositing User: ST.,MM Inggrit Junita Palang Ama
Date Deposited: 06 Dec 2022 02:03
Last Modified: 06 Dec 2022 02:03
URI: http://repository.unwira.ac.id/id/eprint/10410

Actions (login required)

View Item View Item