Tebe Bei Mau Sali Sebagai Sarana Kohesivitas Masyarakat Adat Kamanasa (Studi Kasus Di Desa Kamanasa Kecamatan Malaka Tengah Kabupaten Malaka)

SERAN, Maria Roswilda Ida (2019) Tebe Bei Mau Sali Sebagai Sarana Kohesivitas Masyarakat Adat Kamanasa (Studi Kasus Di Desa Kamanasa Kecamatan Malaka Tengah Kabupaten Malaka). Undergraduate thesis, Universitas Katolik Widya Mandira.

	Text abstrak.pdf Download (940kB)
	Text BAB I.pdf Download (116kB)
	Text BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (327kB)
	Text BAB III.pdf Restricted to Repository staff only Download (245kB)
	Text BAB IV.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB)
	Text BAB V.pdf Restricted to Repository staff only Download (806kB)
	Text BAB VI.pdf Download (292kB)

Abstract

Penelitian ini berjudul TEBE BEI MAU SALI SEBAGAI SARANA KOHESIVITAS MASYARAKAT ADAT KAMANASA DI DESA KAMANASA KECAMATAN MALAKA TENGAH KABUPATEN MALAKA. Dengan masalah pokoknya adalah Bagaimana Tarian TEBE BEI MAU SALI sebagai sarana kohesivitas masyarakat adat Kamanasa di Desa Kamanasa Kecamatan Malaka Tengah Kabupaten Malaka. Adapun tujuan dan manfaatnya yaitu: untuk menggambarkan peran tarian Tebe Bei Mau Sali sebagai sarana kohesivitas masyarakat adat Kamanasa di Desa Kamanasa Kecamatan Malaka Tengah Kabupaten Malaka. Untuk mencermati masalah itu teori yang dijadikan acuan adalah teori kodesivitas dengan berpusat pada aspek interaksi, norma dan team work. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan dokumentasi berupa video dan benda-benda tertulis lainnya. Operasionalisasi variabel pertama interaksi dengan aspek saling mengenal, dan membentuk kebersamaan, kedua norma dengan aspek berupa aturan serta sanksi, serta yang ketiga team work dengan aspek tanggungjawab, aspek dana dan atraksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses upacara adat Tebe Bei Mau Sali yang dilakukan di Desa Kamanasa telah berhasil menjalin kohesivitas antar masyarakat. Hal dapat dilihat dari interaksi antar masyarakat berupa terjadinya saling kenal antara para anak muda yang terlibat di dalam Tebe Mau Sali yang saling berkomunikasi dan menukar pantun berupa penyebutan nama-nama nenek moyang sehingga bisa ditelusuri silsilah mereka jika mereka berniat menjalin hubungan yang lebih serius dengan cara itu mereka dapat meningkatkan kebersamaan mereka. Hal ke dua dilihat dari penerapan norma tentang aturan serta sanksi dalam melaksanakan tebe mau Sali. Seperti tidak memakai baju dan alas kaki hanya menggunakan sarung jika dilanggar maka akan kena sanksi berupa seekor babi hitam. Yang ke tiga dilihat dari aspek kerja sama beruapa adanya pembagian tangungjawab dalam menyukseskan Tebe Mau Sali berupa tanggungjawab pendanaan dan keterlibatan dalam atraksi itu. Hal yang sangat menarik dalam kegiatan ini adalah kendatipun jarak memisahkan mereka karena tuntutan pekerjaan dan menetap di luar kamanasa, akan tetapi pada saat tebe mau Sali semua mereka berkumpul bersama penuh kekompakan menyukseskannya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa upacara adat Tebe Bei Mau Sali di Desa Kamanasa Kecamatan Malaka Tengah Kabupaten Malaka telah menjadi sarana kohesivitas bagi masyarakat Kamanasa, serta mempererat hubungan antara 4 suku (Uma Malae, Manlima, Klot Laran, Uma Lot Laran) yang mengikuti Tebe Bei Mau Sali dan melahirkan kekerabatan melalui proses interaksi diantara masyarakat.

Actions (login required)

View Item