Konsep Sejarah Dan Kesadaran Kelas Menurut Georg Lukacs Dan Relevansinya Terhadap Human Trafficking Di NTT

SALU, Yustinus (2019) Konsep Sejarah Dan Kesadaran Kelas Menurut Georg Lukacs Dan Relevansinya Terhadap Human Trafficking Di NTT. Diploma thesis, Unika Widya Mandira.

[img] Text
ABSTRAKSI.pdf

Download (372kB)
[img] Text
BAB 1.pdf

Download (184kB)
[img] Text
BAB II.pdf

Download (305kB)
[img] Text
BAB III.pdf

Download (203kB)
[img] Text
BAB IV.pdf

Download (418kB)
[img] Text
BAB V.pdf

Download (207kB)

Abstract

Georg Lukacs lahir pada tahun 1885 di Budapest dari keluarga Yahudi. Ayahnya seorang direktur bank. Tahun 1903 ia masuk Universitas dan mulai belajar hukum, ekonomi, sastra, sejarah kesenian, dan filsafat. Georg Lukacs merupakan salah satu pemikir Marxis yang sangat berpengaruh di abad 20. Bukunya yang menjadi rujukan adalah History And Class Consciousness, buku tersebut telah menjadi teks dasar bagi marxisme barat, teori kritis dan menginspirasi lahirnya gerakan kiri baru. Dalam konteks hidupnya Lukacs merupakan seorang Marxis yang sangat cemerlang terutama dalam menyikapi konsep - konsep pemikiran yang berlangsung pada saat itu, terutama dalam menumbangkan reifikasi, yang mana manusia dilihat sebagai barang yang dapat dibayar atau dilihat sebagai komodity. Lukacs sendiri menyadari bahwa masalah reifikasi atau keterasingan manusia merupakan persoalaan yang urgen yang harus disadari baik itu dari pihak proletariat maupun borjuis. Salah satu konsep pemikiran yang berkembang dan sekaligus mendistorsi originalitas dari teori Marx adalah Marxisme Vulger. Marxisme Vulger, menurut Lukacs terperangkap dalam sikap voluntaristik dan fatalisme ekonomis. Mereka cenderung bersikap pasif dalam menghadapi realitas penindasan sistem sosial kapitalisme. Mereka mereduksi marxisme sekedar sebagai teori sosiologi dan ekonomi yang kehilangan sifat dasar marxisme sebagai teori revolusioner. Bagi sistem filsafat Marx adalah materialisme sejarah yang orientasinya tertuju pada perjuangan kelas – kelas untuk mewujudkan dirinya mencapai kebebasan. mereka juga mengabaikan dialektika Hegel dan menganggapnya sebagai hiasan semata. Padahal menurut Lukacs, salah satu syarat utama terjadinya suatu revolusi ialah dialektika ( dalam bahasa Lukacs: materialisme dialektik). Singkatnya dalam melawan Marxisme Vulger, Lukacs mengangkat kembali originalitas dari teori revolusi Karl Marx dan menempati dialektika Hegel sebagai jiwanya. Persoalan yang sangat relevan dari pemikiran Lukacs ini ialah Human Trafficking ( penjualan manusia ), terutama yang terjadi di NTT. Manusia dilihat sebagai barang yang dapat dijual dan dibeli ( reifikasi ). Kejahatan dan ancaman Human Trafficking tengah menjadi isu aktual di NTT. Dalam beberapa tahun terakhir, NTT menempati rangking teratas, didaulat sebagai daerah asal korban tindak pidana perdagangan manusia. Kemensos RI, memberi sinyal bahwa permasalahan TKI di NTT sudah mencapai kondisi kronis, sehingga langkah penanganan menjadi urgensi bersama. Berhadapan dengan persoalan Human traficking seperti ini, maka Lukacs katakan bahwa haruslah ada kesadaran dari kaum proletariat untuk melakukan revolusi dan kesadaran itu tidak bisa ada dengan sendirinya (otomatis) dari kaum proletariat sebab mereka berpikir secara borjuis kerdil, di mana hanya mementingkan keuntungan praktis dan tidak mempersoalkan kenaikan upah. Maka haruslah ada stimulus yang dapat membangkitkan kesadaran kaum proletariat. Apa yang dimaksud oleh Lukacs adalah menghidupi teori materialisme historis Marx. Apabila ada teori revolusi, kaum proletariat bukan hanya menjadi objek sejarah yang diperas melainkan akan menjadi subjek sejarah, menumbangkan kapitalis. Dan agar kesadaran tetap terjamin dan terjaga maka diperlukan suatu organisasi yang dapat menjamin kesadaran proletariat. Partai mendapat peran luhur yakni menjadi pembawa kesadaran kelas proletariat,partai dilihat sebagai hati nurani misi historis kaum proletariat atau partai menjadi tolak ukur untuk mengarahkan proletariat. Dengan demikian, Apabilah teori materialisme Marx membawah kesadaran bagi kaum proletariat maka partai bertugas untuk tetap menjaga agar kesadaran yang di bawah oleh teori materialisme tetap pada jalurnya, yakni revolusi. Dengan begitu Proletariat tidak sekedar sampai pada pemaham akan kondisi ketertindasan mereka tetapi sampai pada praxis, tindakan revolusi. Melihat dari toeri Lukacs mengapa sampai Human Trafficking terus terjadi di NTT, kendatipun telah memakan banyak korban jiwa ? maka teori Lukacs menjawab bahwa Human Trafficking terus terjadi di NTT akibat masyarakat berpikir borjuis kerdil. Mereka hanya meminati keuntungan – keuntungan praktis semata dari pada memikirkan gaji yang layak, pekerjaan yang layak. Berpijak dari teori Lukacs, maka berhadapan dengan kondisi Human Trafficking seperti ini, masyarakat NTT perluh untuk diberi kesadaran bahwa Human Trafficking merupakan kejahatan yang harus ditumbangkan. Kesadaran tentang Human Trafficking harus dibawah kedalam pikiran masyarakat. Masyarakat NTT perlu untuk menyadari persoaalan ini dan melakukan revolusi. Menolak Human Trafficking secara total. Jangan biarkan masyarakat kita dieksploitasi, terutama kaum anak –anak dan perempuan. Human Trafficking adalah reifikasi maka harus ditumbangkan.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > BL Religion
B Philosophy. Psychology. Religion > BR Christianity
B Philosophy. Psychology. Religion > BT Doctrinal Theology
B Philosophy. Psychology. Religion > BV Practical Theology > BV1460 Religious Education
Divisions: Fakultas Filsafat > Program Studi Ilmu Filsafat
Depositing User: andre berek
Date Deposited: 08 Jan 2020 05:03
Last Modified: 08 Jan 2020 05:03
URI: http://repository.unwira.ac.id/id/eprint/1211

Actions (login required)

View Item View Item