Partisipasi Awam Dalam Ibadat Harian Menurut Kitab Hukum Kanonik 1983 Kanon 1174 § 2

BOLANG, Ewaldus Mau (2023) Partisipasi Awam Dalam Ibadat Harian Menurut Kitab Hukum Kanonik 1983 Kanon 1174 § 2. Undergraduate thesis, Universitas Katolik Widya Mandira Kupang.

	Text ABSTRAK.pdf Download (1MB)
	Text BAB I.pdf Download (84kB)
	Text BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (52kB)
	Text BAB III.pdf Restricted to Repository staff only Download (195kB)
	Text BAB IV.pdf Restricted to Repository staff only Download (95kB)
	Text BAB V.pdf Download (88kB)

Abstract

Dalam Kitab Hukum Kanonik 1983 Kanon 207 §1 terdiri atas dua golongan yaitu: Pertama,para pelayan rohani yang disebut klerus dan kedua, Kaum Awam, serta pada Kanon 207 §2 menyebutkan tentang biarawan-biarawati. Umat Allah berdasarkan golongan masing-masing menjalankan tugasnya yang khas dan turut serta dalam karya keselamatan tanpa terkecuali Kaum Awam. Hal ini menjadi satu dasar hukum yang pasti bahwa Kaum Awam pun secara imperatif mendoakan Ibadat Harian dalam kehidupannya. Setiap Kaum Awam dituntut untuk setia mendoakan Ibadat Harian karena dengan begitu mereka juga ikut ambil bagian dalam tri tugas Kristus yakni sebagai imam, nabi dan raja. Konsili Vatikan II membawa angin segar atau membuka lembaran baru dalam sejarah Gereja. Pengertian Gereja yang sebelumnya bersifat hirarkis dengan menonjolkan segi institusionalnya, diperbaharui dengan suatu pandangan baru tentang Gereja yaitu Gereja sebagai umat Allah. Konsekuensi yuridis dari paham Gereja sebagai umat Allah ialah bahwa semua orang kristiani baik imam maupun awam dalam tataran dan kondisinya masing-masing bertanggung jawab atas perannya dalam kehidupan masyarakat.Di sini peranan awam ditempatkan dalam visi dasar Gereja sebagai umat Allah. Dengan paham umat Allah, Konsili mau menekankan kesatuan dan kesamaan martabat semua anggota umat Allah sekaligus memberi tempat yang sama dalam misi Gereja. Gereja tidak lagi identik dengan hirarki. Dengan ini Konsili menghapus sifat piramidal Gereja yang menempatkan hierarki di atas seluruh umat. Semua Awam yang terhimpun dalam umat Allah dan berada dalam satu Tubuh Kristus dibawah satu Kepala, tanpa kecuali, dipanggil sebagai anggota yang hidup untuk menyumbangkan segenap tenaga yang mereka terima berkat kebaikan sang pencipta dan rahmat Sang Penebus demi perkembangan Gereja serta pengudusannya terus menerus. Kaum Awam, dalam kerasulannya diikutsertakan dalam perutusan Gereja sendiri. Dalam dan melalui permandian, Kaum Awam menerima panggilan untuk mengambil bagian secara aktif dalam kehidupan bersama. Awam memiliki peranan yang penting untuk turut menjalankan ibadat sebagai salah satu pembentukan iman dalam kehidupan bermasyarakat. Perbedaan dari hierarki bukan pada status keterlibatannya dalam Gereja tetapi posisinya yang khas di dunia. Karena berperan-serta dalam tugas Kristus sebagai Imam, Nabi, dan Raja, Kaum Awam berperan aktif dalam kehidupan dan kegiatan Gereja.Secara khusus dalam tugas kenabian Kristus, Kaum Awam diangkat menjadi saksi oleh Kristus sendiri dan dibekali-Nya dengan perasaan iman dan rahmat sabda (lih.Kis 2:17-18; Why 19:10) supaya kekuatan injil bersinar dalam hidup sehari-hari, dalam keluarga maupun masyarakat. Kaum awam dalam persiapannya untuk menjadi saksi Kristus perlu mendapatkan penanaman nilai iman sebagai bekal dalam pelayanannya. Dalam kehidupan Gereja sarana yang digunakan untuk menumbuhkembangkan iman umat adalah doa. Melalui doa yang terus menerus, iman umat semakin diasah dan diperkaya serta kepribadian umat semakin berkualitas.Doa, termasuk di dalamnya mendoakan Ibadat Harian, pertama-tama harus meningkatkan penghayatan iman akan Allah.

Actions (login required)

View Item