BEBO, Arnoldus Yansen Teguh (2019) Menelisik Riviar Filsafat Dalam Novel Bumi Manusia Karya Pramoedya Ananta Toer. Diploma thesis, Unika Widya Mandira.
Text
Abstraksi.pdf Download (255kB) |
|
Text
Bab 1.pdf Download (93kB) |
|
Text
Bab 2.pdf Download (129kB) |
|
Text
Bab 3.pdf Download (116kB) |
|
Text
Bab 4.pdf Download (103kB) |
|
Text
Bab 5.pdf Download (284kB) |
Abstract
Kebenaran merupakan persoalan urgen. Berbagai penyimpangan yang terjadi sesungguhnya merupakan potret realitas bahwa kebenaran masih perlu dikaji. Dari persoalan menganai humanis, ekonomi, politik, sosial budaya, ekologi, bahkan menganai realitas tertinggi. Ada pun dikatakan demikian, diskusi bahkan debat dilakukan demi memamami hakekat terdalam dari kebenaran yang bersifat koherensi. Maka dapat dikatakan bahwa kebenaran merupakan suatu proses pembuktian terhadap permasalahan itu sendiri. koherensinya suatu kebenaran sesungguhnya telah menjadi objek utama dalam filsafat. Filsafat mulai merumuskan apa yang nampak pada realitas yang ada dan apa yang dipikirkan oleh manusia. Walaupun dalam prosesnya, beragam argumen muncul untuk merumuskan kebenaran, tetapi melalui filsafat, manusia sesungguhnya sedang melakukan suatu tindakan akan suatu gerak potensi-aktus. Hal ini terbukti dari pandangan para filsuf yang hadir demi membenah serta memperkokoh apa yang dikatakan dengan kebenaran. Seorang sastrawan dan sejarawan Indonesia, Pramoedya Ananta Toer melihat sastra sebagai medium untuk mewartakan nasionalisme. Semangat lahir karena keadaan tertindas. Dalam karyanya terdapat idea-idea perjuangan manusia sebagai bentuk kritik akan situasi penindasan terhadap masyarakat Indonesia. Manusia bukan dipandang sebagai subjek yang melakukan sesuatu melainkan objek pemuas suatu kepentingan. Dan bagi Pram inilah kebenaran yang perlu diperjuangkan. Melalui karya-karya yang telah diterbitkan, Pramoedya Ananta Toer sesungguhnya bergulat dengan situasi zamannya. Pramoedya Ananta Toer yang akrap dipanggil Pram, dinilai merupakan seorang pengarang di masa dekolonisasi Belanda, pemerintahan Soekarno dan di bawah rezim Soeharto yang selalu ditangkap serta dirampas karya-karyanya. Masa penindasan dianggapnya sebagai pemberantasan masa depan. Yang mana dalam setiap karyanya dianggap sebagai suatu 2 pemberontakan terhadap kekuasaan serta dianggap beraliran Marxis yang mengarah pada Komunisme. Dalam kondisi sosial-politik demikian, dari tangannya lahir 50 karya yang memiliki daya perjuangan. Terlebih khusus dalam Tertralogi Buru. Ceritera roman yang terdiri atas Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah dan Rumah Kaca. Cerita tersebut menggambarkan bagaimana tokoh Minke sebagai seorang Pribumi yang memiliki pengetahuan Eropa berusaha membangun suatu perlawan terhadap penjajah yakni para kolonial Belanda lebih rinci lagi dalam Bumi Manusia. Pram berbicara menganai kehendak kuat untuk mendalami sejarah Indonesia. Catatan sejarah bukan dalam cacatan historiografi melainkan mengenai gambaran akan nilai-nilai yang terkandung dalam sejarah. Kenyataan yang diangkat oleh Pramoedya Ananta Toer, merupakan proses pencerapan nilainilai filsafat. nilai yang telah tertanam dalam diri Pram, kemudian ditulisnya dalam Bumi Manusia sesungguhnya bukan hanya persoalannya pribadi, melainkan suatu persoalan besara yang tengah di pecahkan oleh filsafat, dan bumi manusia hadir untuk menjawab persoalan tersebut dengan kejian filsafat eksistensialisme, etika, feminisme, dan keadilan.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > B Philosophy (General) P Language and Literature > PN Literature (General) |
Divisions: | Fakultas Filsafat > Program Studi Ilmu Filsafat |
Depositing User: | S.Kom Sela Mikado |
Date Deposited: | 04 Feb 2020 00:47 |
Last Modified: | 04 Feb 2020 00:47 |
URI: | http://repository.unwira.ac.id/id/eprint/1655 |
Actions (login required)
View Item |