IGNATIUS, Loyola Bau (2019) Konsep Kehidupan Menegara Menurut Nicolaus Driyarkara. Diploma thesis, Universitas Katolik Widya Mandira.
Text
Abstraksi.pdf Download (157kB) |
|
Text
BAB I.pdf Download (225kB) |
|
Text
BAB II.pdf Download (468kB) |
|
Text
BAB III.pdf Download (242kB) |
|
Text
BAB IV.pdf Download (249kB) |
|
Text
BAB V.pdf Download (389kB) |
Abstract
Manusia adalah makhluk sosial. Ia ada dan berkembang dengan individu yang lain. Dalam arti ini kehadiran orang lain merupakan hal yang mutlak. Hidup manusia adalah ada bersama. Manusia adalah makhluk sosial. Manusia itu adalah seorang individu yang secara hakiki bersifat sosial. Sosial bukanlah tambahaan situasi dari luar tapi secara hakiki menentukan manusia dalam individualitasnya dan kepribadiannya yang khas. Oleh karena itu, manusia hanya menjadi sungguh manusia karena ada orang lain. Sifat kesosialan inilah yang menjadi dasar bagi adanya negara. Sebagai makhluk sosial perlu menyadari pentingnya aspek berada di antara sesama, mengakui yang lain dan memperlakukan sesama sebagai yang bermartabat dan memperkokoh konstruksi dialog dan komunikasi di antara sesama. Melalui ada bersama dengan yang lain akan menciptakan lembaga-lembaga dan menghasilkan “Negara”. Negara ada karena adanya manusia, sifat kesosialanlah yang mengadakan negara. Dalam kumpulan karangan Driyarkara yang telah dibukukan, salah satu bukunya adalah Driyarkara tentang Negara dan Bangsa. Di dalam tulisan ini, konsep kehidupan negara Driyarkara lebih banyak berbicara tentang kehidupan negara dari pada bentuk negara sebagai mana banyak dibahas dalam filsafat politik. Untuk mengerti hakikat kehidupan negara pandanglah pengalaman manusia yang kita sebut percakapan. Pikiran dijelmakan menjadi suara, menjadi kata-kata sehingga terdengar. Metafor percakapan ini sejalan dengan asumsi struktur eksistensial sebagai komunikasi. Menurut Driyarkara negara jangan dipandang sebagai batu yang tetap tidak berubah (pandangan statis). Melainkan negara adalah kehidupan, jadi aksi, gerak (pandangan dinamis). Manusia itu tidak bernegara, melainkan menegara, ia menegarakan diri sendiri, sesama manusia, dan tanahnya dengan seluruh keadaannya. Adanya negara karena selama 2 manusia menegara. Menegara itu aksi atau berbuatan manusia. Menegara dan menegarakan adalah aksi bersama, di situ aksi bersama mengadakan kesatuan, dan dasar dari keaksian bersama ialah kesosialan kita. Tetapi perlu diketahui bersama bahwa setiap aksi bersama tidak selamanya disebut menegara. Contohnya seperti hidup bersama sebagai suami-istri meskipun itu juga aksi bersama. Tidak semua aksi bersama dan kehidupan bersama dapat disebut negara, maka yang manakah yang merupakan penegaraan? Untuk menjawab ini kita perlu melihat tentang perbuatan dan nilai. Beraksi bagi manusia adalah untuk menjelmakan nilai. Di mana manusia beraksi bersama di situ ada kesatuan, dan kesatuan itu untuk menjelmakan nilai. Menegara tidak begitu saja melaksanakan nilai-nilai manusia. Nilai-nilai itu hanya dilaksanakan sepanjang kemungkinan, yang ada pada setiap kesatuan manusia. Kesatuan manusia itu kita sebut organisasi. Negara sebagai organisasi sudah dengan sendirinya membawa batas-batasnya. Mengingat batas-batas ini dapat dikatakan bahwa negara adalah kesatuan (organisasi) kerja sama untuk melaksanakan semua nilai-nilai manusia, tetapi dengan catatan bahwa nilai-nilai itu juga tidak sama sekali tergantung pada kesatuan itu, tergantung atau tidak tergantungnya nilai-nilai itu tergantung dari sifatnya. Contohnya nilai-nilai ekonomi, itu lebih tergantung pada penegaraan maka itu harus lebih dinegarakan. Dengan kata lain , dalam lapangan jasmani, kekuasaan negara adalah lebih mendalam. Sedangkan dalam lapangan ilmu, kekuasaan negara adalah kurang. Ilmu tidak dapat didikte oleh negara, negara harus mengadakan syarat-syarat supaya ilmu bisa berkembang. Kita berbicara tentang negara dan kehidupannya, terkadang orang mengatakan negara itu kehidupan. Untuk mengetahui agar pengertian kita jelas pandanglah keadaan. Manusia-manusia yang sebagai kesatuan bersama berusaha dengan tujuan untuk melaksanakan semua nilai-nilai manusia. Berbicara tentang negara, yang dimaksud ialah kesatuan (organisasi). Organisasi itu dibedakan dari kehidupannya yang berupa usaha bersama itu, sehingga kita dapat berbicara tentang negara dan kehidupannya. Atau yang perlu 3
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > BD Speculative Philosophy B Philosophy. Psychology. Religion > BR Christianity |
Divisions: | Fakultas Filsafat > Program Studi Ilmu Filsafat |
Depositing User: | Antonia M. Ngole |
Date Deposited: | 13 Feb 2020 05:08 |
Last Modified: | 13 Feb 2020 05:08 |
URI: | http://repository.unwira.ac.id/id/eprint/1841 |
Actions (login required)
View Item |