Peran Orang Tua Dalam Pendidikan Iman Anak Menurut Dekrit Gravissimum Educationis Artikel 3

FARIA, Hilarius Emanuel (2018) Peran Orang Tua Dalam Pendidikan Iman Anak Menurut Dekrit Gravissimum Educationis Artikel 3. Diploma thesis, Unika Widya Mandira.

[img] Text
ABSTRAK.pdf

Download (539kB)
[img] Text
BAB I.pdf

Download (372kB)
[img] Text
BAB II.pdf

Download (589kB)
[img] Text
BAB III.pdf

Download (613kB)
[img] Text
BAB IV.pdf

Download (425kB)
[img] Text
BAB V.pdf

Download (313kB)

Abstract

Anak-anak adalah tulang punggung Gereja sekaligus tulang punggung negara. Dengan demikian jika kita ingin membangun suatu Gereja yang kuat dan kokoh dalam mewartakan kabar gembira Tuhan, maka hal pertama yang perlu dilakukan adalah membenahi mentalitas kaum muda dan anak-anak agar mereka menjadi matang baik secara mental maupun spiritual.Dalam peranannya sebagai tulang punggung Gereja dan negara, anak perlu mendapat perhatian yang penuh dari berbagai pihak teristimewa dari para orang tua sebagai pendidik pertama dan yang paling dekat dengan mereka. Mengingat pentingnya keberadaan anak-anak bagi keberlangsungan Gereja, maka Gereja menegaskan pentingnya peran orangtua dalam mendidik dan mempersiapkan mental dan iman anak-anak agar mereka tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang sehat secara fisik maupun mental demi pewartaan kerajaan Allah dan masa depan Gereja. Pendidikan bukan hanya ditujukan untuk membentuk anak-anak dan kaum muda menjadi pribadi-pribadi yang matang secara intelektual tetapi juga menjadikan 8mereka sebagai pribadi yang matang secara spiritual yang memungkinkan usaha mencari kebenaran serta mengembangkan cinta kasih.Meskipun demikian seiring kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan yang semakin meningkatdalam situasi jaman ini seringkali membawa dampak yang buruk,baik bagi orangtua maupun anak-anak. Perkembangan mediakomunikasi seperti Internet, TV, Instagram dan lain-lain di satu sisi membawa dampak pada mental pragmatis dan hedonistik dalam diri manusia. Dalam situasi seperti ini, perselingkuhan sering terjadi, perceraian semakin meningkat dan kesetiaan suami istri hampir tidak terjalin sehingga anak-anak pun sering kali diterlantarkan.Anak-anak yang demikian seringkali tumbuh sebagai anak-anak jalanan yang tidak jarang pula terjerumus dalam hal-ahal yang tidak baik seperti pencurian, perampokan dan berbagai hal jahat lainnya karena tidak dididik dan didampingi secara baik dalam pertumbuhan iman dan moral.Dalam situasi yang demikian, Gravissimum Educationis khususnya artikel tiga merupakan sesuatu yang sangat penting dan mendesak agar keluarga-keluarga Kristiani menyadari tugas dan tanggungjawab mereka dalam proses perkembangan anak-anak baik itu dari segi fisik, mental, dan spiritual.Setiap orangtua bertanggungjawab atas kehidupan keluarganya sebagai konsekuensi dari pilihan hidupnya. Kehidupan berkeluarga tidak hanya sekedar melahirkan keturunan tetapi lebih dari pada itu mereka harus menjalankan pendidikan iman dan moral dalam diri anak-anak sebagai generasi penerus Gereja dan bangsa. Keluarga sebagai dasar pembentukan diri dan kepribadian anak khususnya pembentukan iman dalam diri anak-anak harus menjalankan peranannya dengan baik dan penuh tanggungjawab. Pendidikan iman terhadap anak-anak adalah tugas orang tua yang tidak bisa dirampas oleh pihak lain. Orang tua memiliki hak dan tanggungjawab penuh terhadap pendidikan iman anak mereka. 9Orang tua adalah pendidik utama dalam hal iman kepada anak-anak artinya bahwa orang tua harus secara aktif mendidik anak-anak dan terlibat dalam proses pendidikan iman anak-anaknya. Orang tua sendiri harus mempraktekan imannya, berusaha untuk hidup kudus, dan terus menerapkan ajaran iman dalam kehidupan keluarga di rumah. Hal ini sangat penting agar anak melihat bahwa iman itu bukan hanya untuk diajarkan tetapi untuk dilakukan, dan diteruskan lagi kumudian, jika anak-anak sendiri membentuk keluarga di kemudian hari.Orang tua harus sedini mungkin menanam iman dalam diri anak-anak dengan berbagai cara. Misalnya: mengajar mereka berdoa, memberi kesempatan untuk memimpin doa, mengajak anak untuk rajin ke Gereja, mendorong anak-anak untuk ikut kegiatan rohani di luar rumah, memperkenalkan Kitab Suci, menjelaskan isi Kitab Suci dalam bentuk cerita, dan katekese keluarga.Dalam kaitan perkembangan moral anak, orang tua harus mengajarkan kepada anak-anak untuk bertingkah laku dan bertutur kata yang benar. Dan dalam kebersamaan di masyarakat anak harus diajarkan untuk menaruh rasa simpati dan empati terhadap sesama. Semua hal ini dapat dilakukan oleh orang tua melalui teladan hidupnya dalam keluarga dan dalam masyarakat. Kehidupan Gereja dan bangsa yang beradabditentukan oleh keluarga karena di dalam keluargalah anak lahir dan bertumbuh menjadi dewasa. Keluarga sebagai ladang kehidupan anak-anak, orang tua harus menyirami benih-benih kehidupan itu dengan nilai-nilai kebenaran dan iman yang mantap. Keluarga adalah unit sosial terkecil tetapi berpengaruh besar dalam kehidupan Gereja dan negara. Pengajaran iman sebagai dasar dari pembentukan kepribadian anak harapan Gereja dan bangsa. Ini adalah tugas dan kewajiban orang tua

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > B Philosophy (General)
B Philosophy. Psychology. Religion > BR Christianity
B Philosophy. Psychology. Religion > BT Doctrinal Theology
H Social Sciences > HQ The family. Marriage. Woman
Divisions: Fakultas Filsafat > Program Studi Ilmu Filsafat
Depositing User: Tefa Frisca Yolanda
Date Deposited: 10 Mar 2020 01:58
Last Modified: 10 Mar 2020 01:58
URI: http://repository.unwira.ac.id/id/eprint/2099

Actions (login required)

View Item View Item