TANGGUNG JAWAB NOTARIS PEMEGANG PROTOKOL TERHADAP AKTA YANG DIBUAT OLEH NOTARIS YANG TELAH MENINGGAL DUNIA

Mone, Cyntha Eliza Rohi (2025) TANGGUNG JAWAB NOTARIS PEMEGANG PROTOKOL TERHADAP AKTA YANG DIBUAT OLEH NOTARIS YANG TELAH MENINGGAL DUNIA. Undergraduate thesis, Universitas Katolik Widya Mandira Kupang.

	Text ABSTRAK.pdf Download (943kB)
	Text BAB I.pdf Download (336kB)
	Text BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (339kB)
	Text BAB III.pdf Restricted to Repository staff only Download (342kB)
	Text BAB IV.pdf Restricted to Repository staff only Download (596kB)
	Text BAB V.pdf Download (201kB)
	Text DAFTAR PUSTAKA DAN SURAT KETERANGAN BEBAS PELAGIAT.pdf Download (487kB)

Abstract

Berdasarkan Pasal 64 ayat (1) UUJN, Majelis Pengawas Daerah menunjuk notaris yang menerima protokol notaris. Notaris yang menerima protokol berwenang untuk mengeluarkan grosse akta, salinan akta, atau kutipan akta sesuai dengan Pasal 64 ayat (2) UUJN serta memiliki tanggung jawab untuk menyimpan protokol dengan baik. Dengan adanya peralihan protokol tersebut dapat muncul kemungkinan timbulnya permasalahan berkaitan dengan pengalihan tanggungjawab akta notaris. Permasalahan yang terjadi yakni setelah kematian notaris pembuat akta, notaris pemegang protokol hanya menerima protokol akta, yang merupakan kumpulan dokumen yang wajib disimpan, seperti minuta akta, buku daftar akta, buku repertorium dan dokumen lainnya yang sesuai dengan Pasal 62 Undang-Undang Jabatan Notaris (UUJN). Hal ini juga menyoroti pentingnya mengetahui apa saja yang merupakan tanggung jawab seorang notaris, baik itu tanggungjawab notaris pembuat akta maupun notaris pemegang protokol sehingga tidak terjadi tuduhan yang tidak berdasar dan hal-hal yang dapat merugikan berbagai pihak. Tanggung jawab notaris pemegang protokol adalah untuk menjaga dan memelihara protokol notaris yang dialihkan kepadanya, serta berwenang untuk mengeluarkan grosse akta, salinan akta, atau kutipan akta dari akta yang disimpan. Notaris pemegang bertanggung jawab secara administratif atas penyimpanan protokol, bukan atas isi akta yang dibuat oleh notaris sebelumnya. Dengan demikian apabila terjadi masalah terkait akta yang dibuat oleh notaris yang telah meninggal dunia maka tidak sepenuhnya menjadi tanggungjawab notaris pemegang protokol. Berdasarkan permasalahan diatas maka masalah yang diteliti adalah bagaimana bentuk tanggung jawab notaris pemegang protokol terhadap akta yang dibuat oleh notaris yang telah meninggal dunia Jenis penelitian ini adalah penelitian hukum empiris dengan metode pendekatan yang digunakan adalah pendekatan konseptual dan pendekatan perundang-undangan, Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan studi kepustakaan. Lokasi penelitian dilaksanakan di Wilayah Hukum Notaris Kota Kupang Dan Kantor Wilayah Kementerian Hukum NTT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaturan tentang kewenangan notaris pemegang protokol tertuang dalam Pasal 64 ayat (1) UUJN meyatakan ”Majelis Pengawas Daerah menunjuk notaris yang menerima protokol notaris. Notaris yang menerima protokol berwenang untuk mengeluarkan grosse akta, salinan akta, atau kutipan akta sesuai dengan Pasal 64 ayat (2) UUJN serta memiliki tanggung jawab untuk menyimpan protokol dengan baik. Notaris pemegang protokol tidak memiliki tanggung jawab atas substansi atau isi akta melainkan Notaris pemegang protokol memiliki kewajiban untuk menerima protokol dan wajib disimpan dengan baik dan kewenangan dari notaris pemegang protokol adalah mengeluarkan salinan akta bagi yang membutuhkan dan mengeluarkan salinan akta apabila dibutuhkan, salinan harus sesuai dengan Minuta akta. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Notaris pemegang protokol tidak bertanggungjawab atas substansi atau isi akta yang dibuat oleh notaris yang telah meninggal dunia. UUJN belum mengatur secara lengkap dan jelas terkait tanggung jawab notaris pemegang protokol .

Actions (login required)

View Item