Tinjauan Kriminologis Tindak Pidana Pencurian Yang Dilakukan Oleh Anak Di Wilayah Hukum Kepolisian Sektor Alak Kota Kupang

POTO, Bernabas (2025) Tinjauan Kriminologis Tindak Pidana Pencurian Yang Dilakukan Oleh Anak Di Wilayah Hukum Kepolisian Sektor Alak Kota Kupang. Undergraduate thesis, Universitas Katolik Widya Mandira Kupang.

	Text ABSTRAK.pdf Download (1MB)
	Text BAB I.pdf Download (1MB)
	Text BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (739kB)
	Text BAB III.pdf Restricted to Repository staff only Download (672kB)
	Text BAB IV.pdf Restricted to Repository staff only Download (668kB)
	Text BAB V.pdf Download (385kB)
	Text DAFTAR PUSTAKA DAN KETERANGAN PLAGIAT.pdf Download (631kB)

Abstract

Tindak pidana pencurian yang dilakukan oleh anak di bawah umur menjadi permasalahan yang semakin memprihatinkan di berbagai wilayah Indonesia, termasuk di wilayah hukum Polsek Alak, Kota Kupang. Kejahatan ini tidak hanya menimbulkan keresahan di masyarakat, tetapi juga menyiratkan adanya kegagalan dalam sistem sosial, ekonomi, dan pendidikan. Anak sebagai pelaku tindak pidana berada dalam posisi yang kompleks di satu sisi sebagai pelanggar hukum, namun di sisi lain merupakan korban dari lingkungan yang tidak mendukung perkembangan moral dan sosialnya secara sehat. Permasalahan dalam penelitian ini adalah: Faktor - Faktor apakah yang menyebabkan anak melakukan tindak pidana pencurian di wilayah hukum Polsek Alak Kota Kupang? Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya Tindak pidana pencurian yang dilakukan oleh anak diwilayah hukum Polsek alak kota kupang Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum empiris dengan pendekatan yuridis-kriminologis, Data yang digunakan dalam peneilitian ini adalah data primer dan data sekunder, teknik pengumpulan data yaitu wawancara dan Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif kualitatif yaitu dengan menjelaskan dan menguraikan data-data yang diperoleh guna memberikan jawaban terhadap permasalahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tindakan pencurian yang dilakukan oleh anak merupakan hasil dari proses pembelajaran sosial yang menyimpang. Faktor penyebabnya dianalisis melalui lima aspek teori Differential Association, yaitu: (1) Aspek teknik dan motivasi, di mana anak memperoleh pengetahuan tentang cara mencuri melalui observasi atau belajar dari lingkungan sekitar, termasuk media sosial; (2) Aspek intensitas dan durasi asosiasi, menunjukkan bahwa frekuensi dan lamanya keterlibatan anak dengan lingkungan atau kelompok yang menyimpang turut membentuk perilaku menyimpangnya; (3) Aspek penghayatan terhadap norma dan hukum, yang mencerminkan kurangnya pemahaman serta lemahnya internalisasi nilai-nilai hukum dan moral; (4) Aspek konflik kultural, di mana anak mengalami kebingungan nilai antara yang diajarkan oleh keluarga atau sekolah dengan yang diterima dari lingkungan sosialnya; dan (5) Aspek interaksi dan asosiasi intim, yang memperlihatkan bahwa meskipun beberapa anak tidak memiliki interaksi langsung dengan pelaku kriminal lain, mereka tetap terpengaruh oleh konten YouTube atau figur yang mereka asosiasikan secara intens melalui media. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa tindakan kriminal yang dilakukan oleh anak bukan semata-mata disebabkan oleh kehendak kejahatan individu, tetapi merupakan hasil dari proses pembelajaran sosial yang menyimpang akibat minimnya pengawasan, pendidikan, dan pemahaman nilai hukum. Penanganan terhadap anak yang berkonflik dengan hukum harus memperhatikan aspek psikologis dan sosial anak serta dilakukan secara komprehensif dan berkelanjutan. Sarannya yaitu merekomendasikan agar masyarakat, keluarga, dan lembaga pendidikan meningkatkan peran mereka dalam pembinaan moral anak. Kepolisian juga diharapkan lebih aktif membangun kerja sama dengan masyarakat dalam pengawasan sosial, serta menyediakan program pembinaan pasca-diversi.

Actions (login required)

View Item