Analisis Dampak Belis dalam Adat Perkawinan Lamaholot Terhadap Ekonomi Masyarakat Desa Hoko Horowura (Studi Kualitatif di Desa Hoko Horowura Kecamatan Adonara Tengah Kabupaten Flores Timur)

WERAN, Maria Magdalena Penaten (2025) Analisis Dampak Belis dalam Adat Perkawinan Lamaholot Terhadap Ekonomi Masyarakat Desa Hoko Horowura (Studi Kualitatif di Desa Hoko Horowura Kecamatan Adonara Tengah Kabupaten Flores Timur). Undergraduate thesis, Universitas Katolik Widya Mandira Kupang.

	Text ABSTRAK.pdf Download (891kB)
	Text BAB I.pdf Download (437kB)
	Text BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (473kB)
	Text BAB III.pdf Restricted to Repository staff only Download (348kB)
	Text BAB IV.pdf Restricted to Repository staff only Download (697kB)
	Text BAB V.pdf Restricted to Repository staff only Download (597kB)
	Text BAB VI.pdf Download (209kB)
	Text DAFTAR PUSTAKA DAN SURAT KETERANGAN BEBAS PLAGIASI.pdf Download (378kB)

Abstract

Penelitian ini dilakukan oleh Maria Magdalena Penaten Weran. Nim 31119093. Analisis Dampak Belis Dalam Adat Perkawinan Terhadap Ekonomi Masyarakat Desa Hoko Horowura (Studi Kualitatif Desa Hoko Horowura Kecamatan Adonara Tengah Kabupaten Flores Timur). Program Studi Ekonomi Pembangunan. Dibawah bimbingan Ibu Emiliana Martuti Lawalu, SE., ME dan Bapak Adrianus Ketmoen, SE., MM. Penelitian dilakukan di Desa Hoko Horowura, Kecamatan Adonara Tengah Kabupaten Flores Timur. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak pemberian belis dalam adat perkawinan Lamaholot terhadap kondisi ekonomi masyarakat Desa Hoko Horowura. Sebagai bagian dari tradisi budaya yang diturunkan dari generasi ke generasi. Belis memiliki makna simbolis yang kuat, tetapi juga memiliki dampak sosial dan ekonomi. Studi ini menggunakan pendekatan kualitatif dalam metode studi kasus. Teknik perekaman data dilakukan melalui wawancara, pengamatan, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah Belis untuk keluarga pria merupakan beban ekonomi, khususnya mereka dari kalangan keluarga yang tidak mampu. Konsekuensi dari ketidakmampuan sangat telihat dari beban finansial dan juga penundaan pernikahan, penjualan aset, hingga pengambilan utang yang ditanggu oleh keluarga. Dari segi sosial, tradisi ini mempererat hubungan antar keluarga dan menjaga kelestarian nilai budaya Lamaholot. Namun, disisi lain adat ini juga menciptakan tekanan sosial, terutama bagi keluarga pihak laki-laki yang harus memenuhi tuntutan belis yang tinggi. Praktek Belis juga sering kali menimbulkan adanya ketidaksetaraan sosial antara kelompok ekonomi sosial dan sering juga mengalami kesalahpahaman antar kedua belah pihak ketika berselisi paham tentang pendapat penetepan belis berlangsung. Namun,saat ini ada upaya untuk beradaptasi dengan masyarakat dalam negosiasi antar keluarga pada sistem pembayaran Belis yang fleksibel untuk penentuan jumlah belis. Terdapat hubungan tidak langsung antara besarnya belis dengan kondisi ekonomi masyarakat, dimana belis yang tinggi dapat memperburuk kondisi finansial rumah tangga jika tidak disesuaikan dengan kemampuan ekonomi dalam keluarga. Penelitian ini menyimpulkan bahwa belis adalah simbol harkat dan martabat seorang perempuan dalam adat Lamaholot. Meskipun adat perkawinan memperkuat nilai sosial dan identitas budaya, namun dalam konteks ekonomi, trasidi ini dapat menajadi factor penghambat kesejahteraan masyarakat apabila tidak disesuaikan dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat desa.

Actions (login required)

View Item