Makna Filosofi Kearifan Lokal Atoin Meto Pah TTU Nekaf Mese Ma Ansaof Mese Menurut Konsep Wajah Levinas

BOLAER, Rikardus (2025) Makna Filosofi Kearifan Lokal Atoin Meto Pah TTU Nekaf Mese Ma Ansaof Mese Menurut Konsep Wajah Levinas. Undergraduate thesis, Universitas Katolik Widya Mandira Kupang.

	Text ABSTRAK.pdf Download (840kB)
	Text BAB I.pdf Download (329kB)
	Text BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (616kB)
	Text BAB III.pdf Restricted to Repository staff only Download (489kB)
	Text BAB IV.pdf Restricted to Repository staff only Download (507kB)
	Text BAB V.pdf Download (264kB)
	Text DAFTAR PUSTAKA DAN SURAT BEBAS PLAGIAT.pdf Download (1MB)

Abstract

Skripsi ini merupakan kajian filosofis yang mendalam terhadap kearifan lokal masyarakat Atoin Meto Pah di Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur, yaitu “Nekaf Mese Ma Ansaof Mese” (satu hati satu pikiran, saling memberi saling menerima). Penelitian ini berusaha mengungkap esensi dan makna filosofis kearifan lokal tersebut melalui lensa pemikiran etika Emmanuel Levinas, khususnya konsep “Wajah” (Le Visage). Latar belakang penelitian beranjak dari realitas manusia sebagai makhluk sosial yang interaksinya rentan terhadap konflik dan luka sosial (broken self, broken society), suatu kondisi yang juga dialami masyarakat Atoin Meto pasca penjajahan dan politik *divide et impera*. Kearifan “Nekaf Mese Ma Ansaof Mese” muncul sebagai respons etis dan filosofis untuk memulihkan tatanan sosial tersebut. Rumusan masalah penelitian berfokus pada: (1) makna filosofis “Nekaf Mese Ma Ansaof Mese”, (2) penerapan konsep Wajah Levinas untuk memahaminya, dan (3) hubungannya dengan prinsip etika Levinasian. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Data diperoleh melalui analisis teks filosofis dan kajian pustaka mendalam terhadap literatur primer dan sekunder, dengan pendekatan interpretatif untuk menafsirkan makna. Masyarakat Atoin Meto (“orang tanah kering”) hidup dalam budaya agraris yang mengandalkan pertanian subsisten, peternakan, dan ditopang oleh tradisi gotong royong yang kuat. “Nekaf Mese Ma Ansaof Mese” merupakan prinsip hidup yang menekankan kesatuan hati (ansaof) dan pikiran (nekaf), serta semangat resiprositas (saling memberi dan menerima) dalam seluruh aspek kehidupan, seperti perkawinan, bercocok tanam, dan membangun rumah. Melalui analisis Levinasian, penelitian ini menemukan bahwa prinsip ini bukan sekadar norma sosial, tetapi merupakan sebuah etika responsibilitas yang konkret. Konsep “Wajah” Levinas, di mana kehadiran Orang Lain (Autrui) menuntut tanggung jawab tanpa syarat dan mendahului kesadaran diri, memberikan perspektif yang powerful untuk memahami “Nekaf Mese Ma Ansaof Mese”. Seruan etis dari “Wajah” yang lain menemukan resonansinya dalam panggilan untuk bersolidaritas, menjaga persatuan, dan saling menopang dalam komunitas Atoin Meto. Nilai resiprositas “saling memberi saling menerima” juga mencerminkan tanggapan (response) terhadap tuntutan Orang Lain, yang merupakan inti dari tanggung jawab (responsibility) dalam filsafat Levinas. Kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa kearifan lokal “Nekaf Mese Ma Ansaof Mese” merupakan sebuah filsafat hidup yang sarat nilai etis dan sejajar dengan prinsip-prinsip etika Levinas. Dialog antara keduanya memperkaya pemahaman bahwa kearifan lokal ini adalah bentuk praktis dari etika pertemuan dengan yang-Lain, yang relevan untuk memulihkan keutuhan sosial dan membina hubungan manusia yang lebih bertanggung jawab, tidak hanya dalam konteks lokal TTU tetapi juga dalam konteks kemanusiaan universal.

Actions (login required)

View Item