TETTY, Paskalia Maria Venansia (2020) Makna Religius, Kosmos, Dan Sosial Dari Simbol Ayam Dan Beras Dalam Ritual Nahake(Studi Kasus Pada Masyarakat Kampung Kaubele Desa Oepuah Utara Kecamatan Biboki Moenleu Kabupaten TTU). Diploma thesis, Unika Widya Mandira.
Text
ABSTRAK.pdf Download (471kB) |
|
Text
BAB I.pdf Download (220kB) |
|
Text
BAB II.pdf Download (251kB) |
|
Text
BAB III.pdf Download (152kB) |
|
Text
BAB IV.pdf Download (681kB) |
|
Text
BAB V.pdf Download (342kB) |
|
Text
BAB VI.pdf Download (259kB) |
Abstract
Ritual nahakẻialah ritual untuk memanggil hujan dan mengusir hama yang selalu dilakukan oleh masyarakat kampung Kaubele setiap tahun pada musim tanam. Simbol yang digunakan dalam ritual Nahake adalah ayam yang berjumlah 5 ekor dengan masing-masing warna merah, hitam, putih, bercorak dan seekor anak ayam. Selain ayam, beras juga merupakan simbol dalam melaksanakan ritual ini.Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan Makna Sosial dan Religius Dari Simbol Ayam dan Beras Dalam Ritual Nahakẻdi Desa Oepuah Utara Kecamatan Biboki Moenleu Kabupaten Timor Tengah Selatan.Jenis penelitian yang digunakanadalah deskriptif kualitatif,dengan menggunakan metodestudi kasus. Metode pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Objek penelitian ini adalah simbol ayam dan beras yang digunakan dalam melaksanakan ritual adat nahakẻ, yang dikaji adalah makna dari simbol ayam dan beras tersebut, kemudian diinterpretasi berdasarkan indokator penelitian. Sumber data dari penelitian ini adalah 2 orang tokoh adat, 2 orang tokoh masyarakat dan 1 orang dosen yang memahami mengenai budaya ritual adat Nahakẻ.Hasil dari penelitian skripsi ini adalah ayam yang digunakan dalam melaksanakan ritual Nahakẻberjumlah5 ekor, yakni ayam merah yang dikurbankan pada penjaga gunung Oepuah, yang berarti pemberani dan untuk melindungi masyarakat Kaubele. Ayam Hitamberarti untuk meminta hujan danjuga membuang segala hal buruk.Ayam Putihmelambangkan kesucian kepada leluhur. Ayam bercorakmelambangkan jenis-jenis hama, agar hama tidak kembali menyerang sawah para petani Kaubeledan yang terakhir adalah anak ayam hitam, yang berperan sebagai pemandu di atas perahu kecil untuk membawa keluar hama-hama dari sawah menuju lautan luas. Beras memiliki makna sebagai penyambung bahasa dari masyarakat kepada leluhur. Setelah melantunkan doa-doa, beras dilemparkan sebanyak tujuh kali, hal ini agar apa yang menjadi permohonan masyarakat Kaubele bisa sampai pada leluhur dan dikabulkan. Setelah semua ritual selesai, hewan yang dikurbankan, ayam dan juga beras dimasak untuk bisa disantap bersama-sama oleh seluruh masyarakat kaubele yang mengikuti ritual adat Nahakẻ.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > BL Religion G Geography. Anthropology. Recreation > GF Human ecology. Anthropogeography G Geography. Anthropology. Recreation > GT Manners and customs H Social Sciences > HE Transportation and Communications H Social Sciences > HM Sociology |
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Program Studi Ilmu Komunikasi |
Depositing User: | S.Ptk Hendra Silvester |
Date Deposited: | 30 Jul 2020 04:47 |
Last Modified: | 30 Jul 2020 04:47 |
URI: | http://repository.unwira.ac.id/id/eprint/2887 |
Actions (login required)
View Item |