Kedudukan Istri Dalam Perkawinan Poligami Adat Marapu di Desa Hamba Praing Kecamatan Kanatang Kabupaten Sumba Timur

HANA, Frederika Tanggu (2018) Kedudukan Istri Dalam Perkawinan Poligami Adat Marapu di Desa Hamba Praing Kecamatan Kanatang Kabupaten Sumba Timur. Diploma thesis, Unika Widya Mandira.

[img] Text
ABSTRAK.pdf

Download (336kB)
[img] Text
BAB I.pdf

Download (469kB)
[img] Text
BAB II.pdf

Download (407kB)
[img] Text
BAB III.pdf

Download (441kB)
[img] Text
BAB IV.pdf

Download (376kB)
[img] Text
BAB V.pdf

Download (378kB)

Abstract

Sistem Perkawinan yang dianut oleh Masyarakat Adat Marapu pada hakekatnya Monogami. Marapu menempatkan Kedudukan suami dan isteri adalah sama. Sehingga dalam membangun bahtera rumah tangga suami dan isteri berpegang pada aturan Marapu tenang aturan tugas dan tanggungjawab mengenai pekerjaan sebagai wujud dari kedudukan masing - masing. Dalam pembagian kerja, isteri memiliki tangungjawab di dalam rumah dan suami memiliki tanggungjawab mengurus pekerjaan di luar rumah. Disamping perkawinan Monogami, perkawinan poligami menjadi salah satu perkawinan yang hidup dalam masyaraka adat Marapu dengan berpegang pada aturan Marapu tentang Poligami. Hal ini penting untuk tetap menjamin eksistensi aturan Marapu tentang perkawinan poligami dan teristimewa menjamin eksistensi kedudukan isteri. Namun yang terjadi pada perkawinan poligami terjadinya pelanggaran terhadap kedudukan isteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kedudukan isteri dalam perkawinan Poligami adat Marapu di Desa Hamba Praing, Kecamatan Kanatang, Kabupaten Sumba Timur. Penelitian ini menggunakan metode penelitian Hukum Empiris. Metode pendekatan dilakukan secara Yuridis Sosiologis yakni menggambarkan dan memaparkan dan mengungkapkan bagaimana sesungguhnya kedudukan isteri dalam perkawinan poligami adat marapu di Hamba Praing. Dari hasil penelitian yang dilakukan, masyarakat adat Marapu di Hamba Praing masih berpegang teguh pada peraturan Marapu mengenai pembagian kerja sebagai wujud dari kedudukan suami dan isteri demikian pula aturan poligami. Namun, pada saat ini kedudukan isteri dalam perkawinan poligami mengalami pergeseran oleh karena tugas dan tanggungjawab suami dibebankan kepada isteri. Alasan poligami membuka peluang bagi suami membebankan pekerjaan kepada para isteri sehingga isteri diperlakukan sebagai tenaga kerja. Maka kedudukan isteri tidak seimbang dengan kedudukan suami sebagaimana di atur oleh Marapu. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah pada ha kekatnya kedudukan isteri sama dengan kedudukan suami. Namun dengan adanya poligami maka kedudukan isteri menjadi tidak sama karena isteri dianggap sebagai tenaga kerja. Oleh karena itu penulis memberikan saran agar aturan poligami perlu di dipertahankan dan di evaluasi kembali oleh lembaga adat demi menjamin kedudukan suami dan isteri yang seimbang dalam menjalankan tugas dan tanggungjawab.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: G Geography. Anthropology. Recreation > GN Anthropology
H Social Sciences > HQ The family. Marriage. Woman
K Law > K Law (General)
Divisions: Fakultas Hukum > Program Studi Hukum
Depositing User: andre berek
Date Deposited: 03 Sep 2020 04:48
Last Modified: 03 Sep 2020 04:48
URI: http://repository.unwira.ac.id/id/eprint/3053

Actions (login required)

View Item View Item