Politik Diferensiasi Menurut Charles Taylor Dan Relevansinya Bagi Indonesia

NAMANG, Oswaldus B. (2020) Politik Diferensiasi Menurut Charles Taylor Dan Relevansinya Bagi Indonesia. Diploma thesis, Universitas Katolik Widya Mandira.

[img] Text
ABSTRAKSI.pdf

Download (466kB)
[img] Text
BAB I.pdf

Download (179kB)
[img] Text
BAB II.pdf

Download (206kB)
[img] Text
BAB III.pdf

Download (192kB)
[img] Text
BAB IV.pdf

Download (287kB)
[img] Text
BAB V.pdf

Download (182kB)

Abstract

Perbedaan merupakan keniscayaan yang mesti dan harus diterima oleh semua orang dalam kehidupannya. Fakta menunjukkan bahwa manusia memang makhluk unik dan khas. Keunikan dan kekhasan ini dalam konteks bernegara, berbangsa, dan bermasyarakat akan menimbulkan keragaman tatanan sosial dan kebudayaan. Keragaman seperti ini ditunjukkan oleh Indonesia yang merupakan negara-bangsa yang terdiri atas beragam etnis, agama, dan bahasa. Keragaman ini perlu dikelola secara serius dan sungguh-sungguh dalam suatu bentuk tatanan nilai yang dapat dibagi bersama. Oleh karena itu, keanekaragaman masyarakat Indonesia sungguh merupakan tantangan yang menuntut upaya sungguh-sungguh dalam bentuk transformasi kesadaran multikultural. Suatu kesadaran yang diarahkan kepada identitas nasional, integrasi nasional, dan kesadaran menempatkan agama untuk kesatuan bangsa. Dengan demikian, kesatuan Indonesia dapat ditegakan sejalan dengan teks ideal Bhinneka Tunggal Ika. Dalam konteks politik di Indonesia, yang tersaji di atas panggung politik adalah menggunakan atau memanfaatkan perbedaan sebagai keuntungan pribadi untuk menjatuhkan lawan. Misalnya orang Islam menggunakan identitas muslimnya untuk menjatuhkan lawan politiknya yang beragama Kristen, atau orang NTT menggunakan identitas NTT-nya untuk menjatuhkan orang asing atau pihak lawan yang bukan asal NTT, terlepas dari melihat kualitas yang ia miliki. Fenomena itu menunjukkan betapa perlunya dibangun kesadaran moral Pancasila dan kebudayaan nasional dalam format saling menghormati dan saling menghargai eksistensi kebudayaan daerah dan kelompok-kelompok minoritas dalam kerangka multikulturalisme. Walaupun membangun kesadaran identitas nasional itu xi bukan upaya mudah, tetapi bukan berarti sama sekali tidak mungkin. Untuk itu patut disadari bahwa akan dijumpai kesulitan mengkristalisasikan kompleksitas kebudayaan Indonesia menjadi suatu kebudayaan Indonesia yang definitif. Pada persoalan ini, Charles Taylor (filsuf kontemporer Kanada) hadir dengan memberikan suatu pencerahan mealui teori politiknya, “politik diferensiasi”. Menurut Taylor, Politik perbedaan (difference) yang bertolak dari pengakuan antar individu dan kelompok yang tumbuh di negara Barat seperti Kanada telah membawa sebuah kesadaran baru dalam berpolitik dan berelasi antar sesama manusia yang hak-haknya harus dipertahankan, bukan karena ia sama dengan sayatetapi karena ia berbeda dengan saya. Pengakuan menjadi titik temu dari pembeda yang ada. Relasi yang ada didalamnya menuntut keterbukaan, dialog dan bukan sikap menutup diri.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > BD Speculative Philosophy
B Philosophy. Psychology. Religion > BR Christianity
J Political Science > JC Political theory
Divisions: Fakultas Filsafat > Program Studi Ilmu Filsafat
Depositing User: S.Kom Sela Mikado
Date Deposited: 27 Oct 2020 23:35
Last Modified: 27 Oct 2020 23:35
URI: http://repository.unwira.ac.id/id/eprint/3558

Actions (login required)

View Item View Item