Mendalami Konsep Logika Hati Dalam Filsafat Blaise Pascal (Suatu Analisis Konseptual)

NAIKOFI, Adolfus Lelan (2020) Mendalami Konsep Logika Hati Dalam Filsafat Blaise Pascal (Suatu Analisis Konseptual). Undergraduate thesis, Unika Widya Mandira.

[img] Text
ABSTRAKSI.pdf

Download (562kB)
[img] Text
BAB I.pdf

Download (219kB)
[img] Text
BAB II.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (254kB)
[img] Text
BAB III.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (353kB)
[img] Text
BAB IV.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (581kB)
[img] Text
BAB V.pdf

Download (316kB)

Abstract

Perjalanan hidup manusia tak terlepas dari pengaruh Ada Tertinggi dan Tak Terbatas, yang dalam bahasa agama disebut dengan nama Tuhan atau Allah. Dalam hal kepercayaan, Allah dapat diketahui melalui Wahyu dan iman. Sedangkan, secara filosofis, sejarah pencarian manusia mengenai Ada Tertinggi dan Tak Terbatas tidak pernah menemukan jawaban yang definitif. Manusia mengandalkan kemampuan budinya atau rasio untuk menjelaskan tentang eksistensi dan hakikatnya baik secara apriori maupun secara aposteriori. Penggunaan akal budi dalam memahami dan menjelaskan eksistensi Ada Tertinggi dan Tak Terbatas ini terlihat dalam sejarah pemikiran filsafat mulai dari zaman Yunani dan berpuncak pada zaman modern. Zaman modern merupakan momen di mana akal budi atau rasio bersifat otonom. Mengapa? Karena visi utama modernitas adalah pemutlakan akal budi tanpa terbelenggu pada hal-hal yang bersifat irasional seperti mitos, dogma,kepercayaan dan intuisi. Segala sesuatu harus ditemukan kebenarannya tanpa mendasarkan diri pada persoalan teologi atau iman. Misalnya realitas tentang Allah pun didekati secara matematis yakni metodis dan sistematis. Hal ini nampak dalam pemikiran dari Rene Descartes sebagai perintis cara berpikir rasionalistik. Namun, pada zaman yang sama yakni zaman modern awal, cara berpikir rasionalistik yang mengagungkan akal budi atau rasio dikritisi oleh Blaise Pascal. Meskipun ia lebih dikenal dalam bidang matematika dan fisika tetapi Pascal lebih menekankan hati ketimbang akal budi. Menurutnya, hati memiliki alasan-alasan yang diketahui oleh akal. Dalam berhadapan dengan realitas Ada Tertinggi dan Tak terbatas yakni Allah, akal budi bersifat terbatas. Maka, diperlukan hati di mana merupakan tempat Allah berkarya dalam diri manusia. Pandangan dan pemikiran Pascal tentang hati ini didasarkan pada konsep antropologinya yang mana sejalan dengan pemikiran dari Santu Augustinus.Manusia pada dasarnya adalah makhluk kontradiktoris yakni nista sekaligus luhur. Letak kenistaannya pada kodratnya yang telah rusak (natura corrupta) akibat dosa yang diperbuat oleh Adam. Sedangkan letak keluhurannya adalah ketika manusia mengakui kenistaannya. Hal ini terjadi karena rahmat yang ditaruh oleh Allah dalam hati manusia sehingga memampukannya terarah kepada Allah.Pascal mengembangkan pemikirannya ini dengan metode geometri dan apologetika. Maksud dan tujuannya yakni membela orang-orang beriman sederhana yang sering dicemooh oleh kaum terpelajar dan skeptis. Maka dari itu, bertolak dari konsep antropologi, Pascal menunjukkan keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki oleh akal budi dengan memprioritaskan tatanan hati atau cinta kasih sebagai tatanan tertinggi dalam berhadapan dengan kebenaran-kebenaran adikodrati termasuk tentang eksistensi dan hakikat Allah. Poin inti yang ditekankan dalam pemikirannya tentang hati ini hendak menunjukkan dan meyakinkan bahwa kebenaran-kebenaran ajaran Kristen dapat dijelaskan secara rasional serta mengajak setiap orang untuk beriman kepada Allah. Sebab, berhadapan dengan Realitas Ultim (Allah), menurut Pascal, adalah lebih penting mencintainya terlebih dahulu ketimbang mengetahui tentang-Nya. Konsekuensi lanjutan dari mencintai Allah nampak dalam bidang etika yaitu mencintai sesama. Hal ini nampak jelas dalam pribadi Yesus Kristus yang menerapkan hukum Kasih dalam berelasi dengan sesama dan secara khusus relasi dengan Allah.Konsep etika Pascal ini bersifat Kristosentris, yakni Yesus Kristus menjadi model dan teladan yang patut untuk diikuti sekaligus diimani oleh setiap orang dalam mencari dan menemukan keselamatan dan kebahagiaan sejati. Sebab, keselamatan dan kebahagiaan sejati yang diperoleh hanya ketika manusia bersatu dengan Allah. Di sinilah logika atau tatanan hati menjadi peranan penting dalam hidup manusia.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > B Philosophy (General)
B Philosophy. Psychology. Religion > BC Logic
B Philosophy. Psychology. Religion > BR Christianity
Divisions: Fakultas Filsafat > Program Studi Ilmu Filsafat
Depositing User: S.Kom Sela Mikado
Date Deposited: 17 Sep 2021 03:53
Last Modified: 17 Sep 2021 03:53
URI: http://repository.unwira.ac.id/id/eprint/4051

Actions (login required)

View Item View Item