KALI, Edelbertus (2020) Narsisme Perspektif Sigmund Freud Sebagai Tantangan Dan Peluang Bagi Pembinaan Kepribadian Calon Imam Ditinjau Dari Anjuran Apostolik Pastores Dabo Vobis Artikel 43. Undergraduate thesis, Universitas Katolik Widya Mandira Kupang.
Text
ABSTRAKSI.pdf Download (401kB) |
|
Text
BAB I.pdf Download (337kB) |
|
Text
BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (552kB) |
|
Text
BAB III.pdf Restricted to Repository staff only Download (174kB) |
|
Text
BAB IV.pdf Restricted to Repository staff only Download (131kB) |
|
Text
BAB V.pdf Download (444kB) |
Abstract
Kehidupan seorang manusia tidak terlepas dari keinginan terbesarnya untuk bisa membentuk dirinya sedemikian rupa agar mampu menjadi manusia yang berguna sesuai harapan dan tujuannya. Keinginan terbesarnya itu diwujudkan dengan selalu mencintai dirinya terlebih dahulu dan juga selalu memperhatikan dirinya agar dirinya mampu mencapai apa yang diinginkannya itu. Namun dalam kehidupan sehari-hari, oleh karena berpacu dengan keinginan terbesarnya, orang akan cenderung selalu mencintai dirinya sendiri secara berlebihan sehingga tidak peduli terhadap orang lain, bersikap sombong dan ingin selalu dipuji. Maka, ketika tidak ada pengontrolan dalam diri akan menyebabkan gangguan kepribadian. Gambaran itulah yang penulis sebut sebagai narsisme atau cinta akan diri yang berlebihan. Konsep narsisme dapat ditemukan dalam ilmu psikologi yang sebenarnya berasal dari mitologi Yunani kuno di mana terdapat seseorang yang bernama Narcissus yang dikenal sebagai seorang pria yang rupawan dan angkuh. Oleh karena sifatnya itu, ia dikutuk untuk jatuh cinta pada bayangannya sendiri. Konsep narsisme ini akhirnya menjadi penelitian bagi Sigmund Freud.Ia melihat narsisme sebagai suatu bentuk kepribadian yang dibawa sejak lahir untuk bisa mempertahankan diri. Namun ketika menjadi dewasa, kepribadian seseorang akan terganggu oleh karena kecenderungan narsisme yang berlebihan yang tidak dikontrol dalam fase pertumbuhannya. Narsisme yang dikemukakan oleh Freud tersebut, diamati sebagai suatu tantangan dan juga suatu peluang dalam pembinaan kepribadian para calon imam yang ditinjau dari Anjuran Apostolik Paus Yohanes Paulus II tentang Pastores Dabo Vobis artikel 43.Anjuran Sri Paus ini ditujukan bagi para imam maupun para calon imam untuk menyikapi pembinaan pada situasi zaman sekarang.Paus juga menegaskan dalam bidang-bidang pembinaan imam, bahwa pembinaan manusiawi atau kepribadian merupakan dasar segala pembinaan imam dan calon imam, maka para calon imam harus selalu benar-benar menyadari kepribadiannya.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > B Philosophy (General) B Philosophy. Psychology. Religion > BL Religion B Philosophy. Psychology. Religion > BR Christianity B Philosophy. Psychology. Religion > BV Practical Theology B Philosophy. Psychology. Religion > BV Practical Theology > BV1460 Religious Education |
Divisions: | Fakultas Filsafat > Program Studi Ilmu Filsafat |
Depositing User: | SH Yakobus Naben |
Date Deposited: | 03 Dec 2021 01:54 |
Last Modified: | 03 Dec 2021 01:54 |
URI: | http://repository.unwira.ac.id/id/eprint/4707 |
Actions (login required)
View Item |