Eksistensi Perkawinan Tungku Pada Masyarakat Adat Pandang Kelurahan Tangge Kabupaten Manggarai Barat Setelah Berlakunya Pasal 8 Huruf B Undang-Undang No. 1 Tahun 1974

Nirum, Apolonia Dewita (2020) Eksistensi Perkawinan Tungku Pada Masyarakat Adat Pandang Kelurahan Tangge Kabupaten Manggarai Barat Setelah Berlakunya Pasal 8 Huruf B Undang-Undang No. 1 Tahun 1974. Undergraduate thesis, Universitas Katolik Widya Mandira.

[img] Text
ABSTRAK.pdf

Download (904kB)
[img] Text
BAB I.pdf

Download (557kB)
[img] Text
BAB II.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (539kB)
[img] Text
BAB III.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (348kB)
[img] Text
BAB IV.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (570kB)
[img] Text
BAB V.pdf

Download (283kB)

Abstract

Perkawinan menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Namun, pada Pasal 8 memuat larangan perkawinan yang berhubungan darah. Hal ini sangat menarik karena pada kenyataannya masih ada yang melangsungkan perkawinan sedarah. Permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini yaitu Bagaimana Eksistensi Perkawinan Tungku Pada Masyarakat Adat Pandang, Kelurahan Tangge, Kabupaten Manggarai Barat setelah berlakunya Pasal 8 huruf b Undang-Undang No. 1 Tahun 1974. Tujuannya adalah Untuk mengetahui dan memahami Eksistensi Perkawinan Tungku yang terjadi Pada Masyarakat adat Pandang Kelurahan Tangge, Kabupaten Manggarai Barat yang setelah berlakunya Pasal 8 huruf b Undang-Undang No. 1 Tahun 1974. Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah pendekatan sejarah, pendekatan sosiologis dan pendekatan antropologi hukum. Perkawinan tungku sa’i merupakan tradisi yang terjadi pada masyarakat adat pandang jauh sebelum adanya Undang-Undang dan harus di lestarikan. Perkawinan tungku sa’i merupakan perkawinan sedarah antara anak laki-laki dari pihak saudari dengan anak perempuan dari pihak saudara dengan tujuan untuk mempererat hubungan kekeluargaan dan persaudaraa. Walaupun sudah ada larangan namun karena faktor tradisi, dijodohkan, faktor diri sendiri, dan faktor ekonomi, sehingga masih dipertahankan hingga saat ini. Perkawinan tungku sa’i yang terjadi pada masyarakat adat Pandang merupakan perkawinan yang sak baik memurut hukum adat pandang dan sah secara negara, karena setelah melakukan prosesi perkawinan (akat nikah/pemberkatan) pasangan perkawinan tungku langsung mendapatkan buku nikah/sertifikat perkawinan Kesimpulan : eksistensi perkawinan tungku sa’i pada Masyarakat Adat Pandang, Kelurahan Tangge, Kabupaten Manggarai Barat masih dipertahankan karena faktor tradisi sehingga, Pasal 8 tidak berlaku di Masyarakat Adat Pandang, keberlakuan sosiologi masih lebih kuat. Dari kesimpulan diatas, peneliti menyarankan: Sebaiknya perkawinan tungku sa’i tetap dipertahankan, karena perkawinan tungku sa’i ini merupakan suatu tradisi yang ada di Manggarai khususnya di Masyarakat adat Pandang yang harus dilestarikan.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Subjects: G Geography. Anthropology. Recreation > GN Anthropology
G Geography. Anthropology. Recreation > GT Manners and customs
K Law > KD England and Wales
K Law > KZ Law of Nations
Divisions: Fakultas Hukum > Program Studi Hukum
Depositing User: S.Fil Lake Primus Sani
Date Deposited: 16 Sep 2021 05:07
Last Modified: 16 Sep 2021 05:07
URI: http://repository.unwira.ac.id/id/eprint/4757

Actions (login required)

View Item View Item