Penerimaan Roh Kudus Dalam Sakramen Krisma Dan Dalam Ekaristi

AMA, Yosef Ferdinando Tamo (2020) Penerimaan Roh Kudus Dalam Sakramen Krisma Dan Dalam Ekaristi. Undergraduate thesis, Universitas Katolik Widya Mandira.

[img] Text
Abstraksi.pdf

Download (549kB)
[img] Text
BAB I.pdf

Download (172kB)
[img] Text
BAB II.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (218kB)
[img] Text
BAB III.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (230kB)
[img] Text
BAB IV.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (183kB)
[img] Text
BAB V.pdf

Download (147kB)

Abstract

Seorang Kristen haruslah mereka yang telah mengalami pembaharuan dari dalam diri.Mereka yang menjadi Kristen adalah mereka yang telah menerima Roh Kudus dalam dirinya dan mengimani Yesus Kristus sebagai satu-satunya juru selamat bagi manusia. Dalam ajaran Gereja Katolik, Roh Kudus tampil dan diberikan kepada seseorang ketika dibaptis menjadi seorang Kristen. Seseorang yang telah dibaptis,akan mengalami hidup baru bersama Allah oleh karunia Roh Kudus yang diterimanya dari penumpangan tangan pelayan sakramen itu. Selanjutnya dalam Ekaristi,seseorang masuk dalam persekutuan dengan umat beriman lainnya dalam kehidupan Gereja dan pada Krisma,seseorang diperbaharui menjadi orang baru yang dewasa dalam iman.Menurut tradisi Gereja Katolik,seseorang haruslah menerima sakramen inisiasi untuk menjadi benar-benar Kristen sejati. Liturgi Inisiasi Kristen merupakan upacara simbolik yang menyertai masuknya seseorang ke dalam suatu kelompok yang bersatu dalam iman kepada Yesus Kristus sebagai juru selamat manusia. Dalam merayakan liturgi inisiasi khususnya dalam perayaan Sakramen Krisma, Roh Kudus diyakini benar - benar hadir melalui penumpangan tangan oleh pelayan/ pemberi minyak Krisma yakni oleh uskup atau imam jika uskup berhalangan. Penumpangan tangan di atas seseorang atas nama Allah, berarti menempatkan dia dalam suasana ilahi. Roh Kudus yang hadir saat penerimaan Sakramen Krisma juga adalah Roh Kudus yang sama yang hadir saat seseorang dibaptis menjadi anak Allah. Roh kudus yang berkarya dalam diri seorang yang menerima Sakramen Krisma memampukan orang itu untuk menjadi dewasa dalam iman dan semakin mengimani Yesus sebagai juruselamat. Dalam perayaan Sakramen Krisma, orang menerima kekuatan khusus dari Roh Kudus dan ditingkatkan kewajibannya untuk sebagai saksi Kristus yang sejati menyebarluaskan dan membela iman melalui pekerjaan dan perkataan. Kata “Sakramen” berasal dari kata bahasa Latin “sacramentum” yang berarti kudus,suci, lingkungan orang kudus atau bidang yang suci.Kata Latin sacrare berarti menyucikan,menguduskan sedangkan kata sacramentum menunjuk tindakan penyucian itu atau hal yang menguduskan. Dalam masyarakat Romawi kuno, kata sacramentum dipakai dalam dua hal yakni sebagai sumpah prajurit untuk setia dan menunjuk pada uang jaminan atau denda bagi pihak yang berperkara. Dalam bahasa Yunani, dikenal dengan istilah “mysterion” yang berarti menutup mulut atau mata sebagai reaksi sulit dilukiskan melalui kata-kata.Mysterion sendiri berarti rahasia,yang menunjukkan sesuatu yang tersembunyi. Sakramen dalam Gereja Katolik dibedakan dengan sakramentali. Sakramen merupakan tanda atau simbol keselamatan dari Allah melalui Yesus Kristus yang diteruskan kepada pengikut-Nya. Dalam tradisi Gereja Katolik terdapat tujuh sakramen yang mengikat umat beriman dalam persatuan dengan Yesus Kata “Krisma” berhubungan dengan kata dalam bahasa Yunani chrisma, krima (pengurapan), kata kerjanya: chrio, chriein (mengurapi), sedangkan dalam bahasa Latin, digunakan kata confirmatio yang berarti penguatan. Minyak Krisma merupakan campuran dari minyak zaitun dan balzem dan kadang-kadang minyak Krisma ini memakai campuran empat puluh (40) jenis wangi-wangian. Minyak Krisma ini biasanya digunakan dalam Baptis dan penguatan, dalam pentahbisan imam dan uskup, dalam pemberkatan Gereja dan altar. Misa Suci atau dalam hal ini merupakan perayaan Ekaristi Suci/Kudus adalah suatu peristiwa pengenangan akan kisah Yesus Kristus pada perjamuan malam terakhir bersama dengan para murid-Nya dengan mengadakan kurban Ekaristi Tubuh dan Darah-Nya. Ekaristi Kudus ini menyempurnakan inisiasi Kristen. Karena dengannya seluruh tatanan inisiasi Kristen terpenuhi yang mana dalam Baptisan,seseorang diangkat menjadi anak Allah dan diangkat ke martabat imamat rajawi; dalam Krisma, seseorang diwajibkan menjadi saksi Kristus sejati dan makin dijadikan serupa dengan Kristus dan dalam Ekaristi, ia mengambil bagian dalam kurban Tuhan bersama seluruh umat. Ekaristi berasal dari kata bahasa Yunani Eucharistia yang berarti puji syukur. Kata Eucharistia digunakan bersama-sama dengan kata kerja Eulogein untuk menterjemahkan kata kerja bahasa Ibrani Barekh yang berarti memuji-bersyukur. Dalam tradisi Yahudi Eucharistia atau Barekh biasa digunakan dalam konteks doa berkat perjamuan yang berisi pujian, syukur dan permohonan. Kata “Misa” sendiri dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Latin Missa. Kata Missa ini biasa dikaitkan dengan pembubaran umat setelah suatu pertemuan atau perayaan liturgis umat selesai. Kata Missa yang dipakai ini diambil dari suatu rumus pembubaran umat “Ite missa est”, yang secara harafiah berarti: “pergilah kalian, (perayaan atau pertemuan) sudah selesai!”. Rumusan “Ite missa est” ini, merupakan suatu seruan yang biasa digunakan pada zaman Romawi kuno saat menutup suatu pertemuan resmi. Dalam perayaan liturgi, kata ini dihubungkan dengan penyampaian berkat kepada seluruh umat. Dalam perayaan Misa Suci yang mana sebagai sebuah puncak inisiasi Kristen, penerimaan sakramen-sakramen dapat dirayakan. Sakramen Krisma sebagai sakramen Roh Kudus yang darinya seseorang dijadikan dewasa dalam iman untuk mewartakan Yesus Kristus di tengah dunia dapat dirayakan dalam Misa Suci ini. Adapun dalam Misa Suci, penerimaan Sakramen Krisma dimulai ketika selesai homili/khotbah dari uskup dan kemudian diadakan pembaharuan janji baptis kemudian dilanjutkan dengan tanya-jawab antara uskup dan para calon Krisma. Selanjutnya diadakan upacara penumpangan tangan oleh uskup ke arah para calon Krisma disertai dengan rumusan do`a yang tersedia. Uskup menumpangkan tangan ke atas para calon dan mengurapi dahi mereka sebagai lambang Roh yang masuk ke dalam diri mereka, sehingga mereka menjadi anggota umat secara penuh, milik Allah.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > B Philosophy (General)
B Philosophy. Psychology. Religion > BL Religion
B Philosophy. Psychology. Religion > BR Christianity
Divisions: Fakultas Filsafat > Program Studi Ilmu Filsafat
Depositing User: S.KM Ustyn Ceme
Date Deposited: 19 May 2022 03:09
Last Modified: 19 May 2022 03:09
URI: http://repository.unwira.ac.id/id/eprint/5319

Actions (login required)

View Item View Item