MEHAKATI, Petrus Ryan (2021) Orang Kaya Yang Bodoh Analisis Eksegetias Atas Teks Lukas 12:13-21). Undergraduate thesis, Universitas Katolik Widya Mandira.
Text
ABSTRAK.pdf Download (371kB) |
|
Text
BAB I.pdf Download (220kB) |
|
Text
BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (589kB) |
|
Text
BAB III.pdf Restricted to Repository staff only Download (617kB) |
|
Text
BAB IV.pdf Restricted to Repository staff only Download (324kB) |
|
Text
BAB V.pdf Download (422kB) |
Abstract
Dalam tradisi Perjanjian Lama terdapat pandangan mengenai kekayaan sebagai suatu tanda berkat Allah. Pandangan positif terhadap kekayaan ini sudah tampak dalam tradisi bapakbapak bangsa.Kitab Kejadian melukiskan, sering dengan amat mendetail, kekayaan Abraham, Ishak, Yakub atau Yusuf di Mesir (Kej 13-2, 26:13, 30:43, 41:40). Pandangan ini muncul lagi dalam tradisi-tradisi kebijaksanaan. Kekayaan umumnya diterima sebagai berkat Allah yang layak disyukuri (Sir 47:18. Ayb 42:10). Meskipun demikikan dalam pembahasan penulis juga menemukan kritik terhadap kekayaan itu sendiri. Pandangan umum di antara orang Yahudi pada zaman Yesus ialah bahwa menjadi kaya merupakan tanda dari anugerah khusus Allah dan bahwa menjadi miskin merupakan tanda dari ketidaksetiaan pada pihak orang yang bersangkutan dan ketidaksenangan pada pihak Allah atas dosa-dosa orang itu atau dosa nenek moyangnya. Misalnya, orang Farisi berpikir demikian dan mencemoohkan Yesus karena kemiskinan-Nya (Luk 16:14). Pada zaman Yesus, kekayaan yang kian meningkat di tangan segelintir orang amat mungkin mempertajam perjuangan untuk merebut kekayaan. Tekanan sosial ekonomi terutama sekali merupakan buah dari suatu perjuangan untuk merebut kekayaan, perjuangan di antara para produsen dan mereka yang memperoleh keuntungan. Ini bukan konfrontasi antara dua kelas yang dapat berdiri sendiri. Kaum elite penguasa Romawi dan Palestina pribumi bersaing demi andil mereka dalam mengeksploitasi negeri itu. Persaingan ini mungkin merupakan alasan yang menentukan bagi situasi eksplosif yang pernah terjadi di Palestina pada masa itu. Kedudukan seseorang dalam masyarakat kerap kali amat ditentukan oleh harta material: yang kaya dihormati, yang miskin dihina. Kerap kali juga si kaya merasa berhak untuk memperlakukan si miskin secara tidak wajar apalagi jika yang terakhir terpikat pada si kaya dalam hubungan hutang piutang. Tidak hanya itu, nafsu akan kekayaan membutakan banyak orang. Umumnya masyarakat tak akan melihat orang-orang ini sebagai yang berbahagia. Menurut dunia ini, yang kaya, yang berpunya, yang dikasihi, yang diterima itulah yang berbahagia. Dalam perumpamaannya, Yesus menunjukkan bahwa siapa pun yang mengumpulkan harta untuk dirinya sendiri, dan tidak kaya bagi Tuhan "adalah bodoh (Lukas 12:21). Apa artinya" kaya terhadap Tuhan"? Tidak kaya di hadapan Tuhan berarti manusia melihat harta benda, dan bahkan hidupnya sendiri, sebagai anugerah yang murni dan tidak selayaknya diperoleh dari Tuhan. Manusia hanya brbicara tentang dirinya sendiri. Yesus "mati untuk semua,agar mereka yang hidup tidak lagi hidup untuk diri mereka sendiri tetapi untuk Dia yang demi mereka mati dan dibangkitkan" (2 Korintus 5:15). Dengan kata lain manusia harus hidup untuk Tuhan. Visi Yesus tentang pembaharuan jauh lebih indah fundamental dan oleh karena akhirnya jauh lebih pada hubungan antara Allah dan manusia. Yesus melihat bahwa satu sebab yang menjadikan uang sebagai kedekatan dengan Allah dan menguasai hubungan-hubungan entah itu dengan Allah maupun manusia. Dan berkuasanya ketamakan dan kepentingan diri yang mendasar ini mempengaruhi orang kaya. Ketika hal ini telah melingkupi kehidupan manusia maka manusia pun akan mengabaikan Allah yang adalah sumber kehidupan dan mementingkan diri sendiri. Hal ini tidak dimaksudkan bahwa semua orang kaya akan mengalami hal serupa tetapi karena kelekatan manusia pada harta duniawi atau kekayaan tersebutlah yang menjadikan manusia disebut bodoh. Kebodohan yang dimaksudkan di sini bukanlah bodoh karena kurangnya kemampuan intelektual. Kebeodohan itulah yang membuat manusia lupa bahwa Allah adalah sumber Kehidupan.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > B Philosophy (General) B Philosophy. Psychology. Religion > BR Christianity B Philosophy. Psychology. Religion > BS The Bible B Philosophy. Psychology. Religion > BV Practical Theology > BV1460 Religious Education |
Divisions: | Fakultas Filsafat > Program Studi Ilmu Filsafat |
Depositing User: | S.Fil Lake Primus Sani |
Date Deposited: | 25 May 2022 03:18 |
Last Modified: | 25 May 2022 03:18 |
URI: | http://repository.unwira.ac.id/id/eprint/5435 |
Actions (login required)
View Item |