Kewajiban Khusus Umat Beriman Kristiani Awam Dalam Membangun Umat Allah Melalui Perkawinan Dan Keluarga Dalam Terang Kanon 226 § 1kitab Hukum Kanonik 1983

NAIFIO, Yohanes Aprianus Mau (2021) Kewajiban Khusus Umat Beriman Kristiani Awam Dalam Membangun Umat Allah Melalui Perkawinan Dan Keluarga Dalam Terang Kanon 226 § 1kitab Hukum Kanonik 1983. Undergraduate thesis, Universitas Katolik Widya Mandira Kupang.

[img] Text
1. FILE ABSTRAK.pdf

Download (484kB)
[img] Text
2. BAB I.pdf

Download (456kB)
[img] Text
3. BAB II.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (456kB)
[img] Text
4. BAB III.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (456kB)
[img] Text
5. BAB IV.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (456kB)
[img] Text
6. BAB V.pdf

Download (456kB)

Abstract

Kejatuhan manusia pertama mengakibatkan umat manusia yang semula hidup dekat dengan Tuhan dan senantiasa berada dalam berkat-Nya menjadi manusia terusir yang hidup dalam dosa. Karena itu demi menyelamatkan umat manusia dari dosa, Allah memilih satu bangsa yakni bangsa Israel untuk menjadi contoh bagi bangsa-bangsa lain. Allah mengangkat Israel menjadi umat-Nya dan Ia sendiri menjadi Allah mereka. Allah kemudian mengikat perjanjian dengan mereka melalui pemberian Taurat di gunung Sinai yang merupakan pernyataan kehendak Allah yang mengatur segala tingkah laku bangsa Israel sebagai umat Allah. Dalam perjalanannya, bangsa Israel seringkali menyakiti hati Allah dan berlaku tidak sesuai dengan apa yang telah Allah tetapkan bagi mereka. Akibatnya Allah menjadi murka dan mendatangkan hukuman atas mereka dan pada akhirnya bangsa Israel dianggap gagal memenuhi panggilannya sebagai bangsa pilihan Allah. Namun kegagalan Israel itu tidak berarti manusia telah kehilangan harapan untuk kembali hidup bersatu dengan Allah melainkan akibat kegagalan itulah Allah kemudian mempersiapkan umat manusia untuk menerima Yesus Kristus, Putera Tunggal-Nya. Melalui pelayanan dan pewartaan-Nya, Yesus berusaha untuk menarik banyak orang kembali kepada Allah dan menikmati keselamatan-Nya. Orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus membentuk suatu persekutuan yang didasari oleh iman akan Kristus yang bangkit dan memberi diri dibaptis. Persekutuan inilah yang kemudian menjadi cikal bakal berdirinya Gereja, umat Allah yang baru. Gereja, umat Allah yang baru merupakan persekutuan umat yang percaya akan Yesus Kristus. Melalui pembaptisan setiap orang dilahirkan secara baru dan dengan demikian memiliki martabat dan tugas perutusan yang satu dan sama yakni mengambil bagian dalam tugas imamat, kenabian dan penggembalaan Yesus Kristus. Secara umum umat beriman Kristiani terbagi dalam tiga kelompok yakni: hierarki, hidup bakti dan awam. Ketiga kelompok ini mempunyai martabat yang sama sebagai anggota umat Allah, namun berbeda secara fungsi dan corak kehidupan. Ada fungsi khusus dalam Gereja yang diemban oleh hierarki, ada corak hidup khusus yang dijalani oleh kaum religius dan hidup bakti, dan ada fungsi dan corak kehidupan khusus yang menjadi medan khas para awam. Sebagai anggota Gereja, setiap umat beriman memiliki kewajiban-kewajiban tertentu yang harus dipenuhi, baik itu sebagai hirarki, kaum religius maupun awam. Kewajiban-kewajiban yang sedianya diatur dalam Kitab Hukum Kanonik tersebut ada yang bersifat umum dan mengikat setiap umat beriman tanpa terkecuali, namun ada juga yang sifatnya khusus sesuai dengan fungsi dan corak hidup yang khas dari masing-masing umat beriman. Umat beriman Kristiani awam, dalam kehidupan menggereja memiliki beberapa kewajiban khusus sesuai dengan fungsi dan corak khas kehidupannya yakni soal-soal keduniaan. Salah satu dari kewajiban-kewajiban khusus kaum awam itu adalah kewajiban khusus umat beriman Kristiani awam dalam membangun umat Allah melalui perkawinan dan keluarga. Melalui perkawinan, seorang pria dan seorang wanita membentuk suatu persekutuan hidup yang didasari oleh ikatan cinta kasih yang total dengan persetujuan bebas dari keduanya yang tidak dapat ditarik kembali dengan tujuan kelangsungan hidup, perkembangan pribadi dan kesejahteraan keluarga. Pada pokoknya, perkawinan tidak hanya merupakan persekutuan antara pria dan wanita sebagai suami-istri, tetapi juga menghadirkan kesatuan dan cinta kasih yang subur antara Kristus dan Gereja. Kesatuan suami-istri ini kemudian membentuk sebuah keluarga, sel inti dari masyarakat dan umat Allah. Keluarga merupakan tempat dilahirkannya manusia-manusia baru, anggota umat Allah yang oleh pengurapan Roh Kudus dalam pembaptisan diangkat menjadi anak-anak Allah. Anak-anak yang lahir dalam keluarga inilah yang kelak akan bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup umat Allah di dunia.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > BC Logic
B Philosophy. Psychology. Religion > BL Religion
B Philosophy. Psychology. Religion > BS The Bible
Divisions: Fakultas Filsafat > Program Studi Ilmu Filsafat
Depositing User: SH Yakobus Naben
Date Deposited: 27 Jun 2022 01:57
Last Modified: 27 Jun 2022 01:57
URI: http://repository.unwira.ac.id/id/eprint/5765

Actions (login required)

View Item View Item