Nilai Kebersamaan Dalam Ritus Wuat Wa’i Masyarakat Ketang, Manggarai Timur, Flores

SON, Ferdianus (2021) Nilai Kebersamaan Dalam Ritus Wuat Wa’i Masyarakat Ketang, Manggarai Timur, Flores. Undergraduate thesis, Universitas Katolik Widya Mandira Kupang.

[img] Text
ABSTRAK.pdf

Download (1MB)
[img] Text
BAB I.pdf

Download (430kB)
[img] Text
BAB II.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (709kB)
[img] Text
BAB III.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (532kB)
[img] Text
BAB IV.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (504kB)
[img] Text
BAB V.pdf

Download (834kB)

Abstract

Manusia merupakan mahkluk hidup yang paling mulia di muka bumi. Ia memiliki banyak kelebihan dibanding mahkluk hidup lain. Sejak kelahiran, pertumbuhan, sampai datangnya kematian, berbagai tradisi atau adat selalu menyertainya. Merupakan sebuah Kenyataan yang tak disangkali bahwa fenomena kebudayaan adalah suatu yang khas insani. Kebudayaan menyinggung daya cipta bebas dan serba ganda dari manusia dalam alam dunia. Manusia adalah pelaku kebudayaan. Ia menjalankan kegiatannya untuk mencapai sesuatu yang berharga baginya. Dan dengan demikian, kemanusiaannya menjadi lebih nyata. Melalui kegiatan kebudayaan, sesuatu yang sebelumnya hanya merupakan kemungkinan belaka, diwujudkan dan diciptakan baru. Dengan kebudayaan, relasi manusia dengan sesamanya akan terpelihara. Kebudayaan menyadarkan manusia akan eksistensinya sebagai mahkluk yang tidak bisa hidup tanpa orang lain. Manusia selalu mebutuhkan sesamanya untuk kelangsungan hidupnya. Sebagaimana ditekankan oleh salah satu filsuf eksistensialis William Luijpen yang mengatakan bahwa manusia ada bukan untuk dirinya sendiri melainkan juga untuk sesamanya dan apa yang dimilikinya juga merupakan milik orang lain. setiap orang senantiasa harus hidup dalam kebersamaan. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, kebersamaan adalah ada bersama atau hal bersama. Pengertian ini dapat memberikan gagasan kepada kita bahwa nilai kebersamaan adalah sifat-sifat atau hal-hal yang berharga, penting, baik, berguna serta utuh dari suatu benda atau tindakan manusia, yang mendasari hidup manusia dalam membangun kehidupan komunitas masyarakat, sehingga kehidupan itu dijiwai oleh pesatuan dan kesatuan. Dalam dan melalui kebersamaan itu, manusia menyempurnakan eksistensi dan dunianya. Dalam kebudayaan Orang Ketang, kebersamaan itu dapat ditemukan dalam ritus Wuat Wa’i, yang terungkap dalam tahap-tahap yang menjadi bagian dari ritus Wuat Wa’i itu sendiri, dan juga termuat dalam ungkapan-ungkapan kearifan lokal Orang Ketang. Wuat Wa’i sendiri merupakan suatu ritus yang dibuat dengan tujuan utamanya untuk memberi dukungan baik secara moril mau pun materi kepada seseorang yang akan pergi merantau (di masa lalu) atau pergi melanjutkan pendidikan, yang lazim dilakukan untuk zaman sekarang, agar yang bersangkutan bisa menopang hidupnya di tempat yang baru. Dan bersama-sama memohon restu kepada Mori Kraeng dan juga leluhur agar boleh meraih kesuksesan. Hal tersebut di atas didukung juga dengan unsur-unsur budaya yang lain yang merupakan hasil kreasi atau daya cipta manusia itu sendiri.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > B Philosophy (General)
G Geography. Anthropology. Recreation > GN Anthropology
Divisions: Fakultas Filsafat > Program Studi Ilmu Filsafat
Depositing User: S.Fil Lake Primus Sani
Date Deposited: 27 Jun 2022 04:00
Last Modified: 27 Jun 2022 04:00
URI: http://repository.unwira.ac.id/id/eprint/5784

Actions (login required)

View Item View Item