GHABHO, Yohanes Edwardus (2021) Yesus Sumber Air Hidup (Refleksi Eksegetis Atas Teks Yoh 7:37-44). Undergraduate thesis, Universitas Katolik Widya Mandira.
Text
ABSTRAK.pdf Download (407kB) |
|
Text
BAB I.pdf Download (294kB) |
|
Text
BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (449kB) |
|
Text
BAB III.pdf Restricted to Repository staff only Download (733kB) |
|
Text
BAB IV.pdf Restricted to Repository staff only Download (523kB) |
|
Text
BAB V.pdf Download (598kB) |
Abstract
Injil Yohanes merupakan Injil yang diakui dalam Kanon Kitab Suci Perjanjian Baru. Bila kita membandingkan antara Injil Yohanes dengan Injil Sinoptik, maka kita akan menemukan perbedaan. Perbedaannya nampak dalam struktur serta gaya bahasa yang digunakan. Yohanes lebih menggunakan wejangan-wejangan yang panjang dipadu dengan gaya yang lebih spesifik, Yohanes tidak menggunakan logia-logia dan juga perumpamaan sebagaimana yang terdapat dalam Injil-injil Sinoptik. Perbedaan lain adalah peristiwa-peristiwa penting seputar kehidupan Yesus yang terdapat dalam Injil-injil Sinoptik misalnya; kisah kelahiran Yesus, pembaptisan, pencobaan di padang gurun, dan juga kisah Yesus dimuliakan di atas gunung tidak dicantumkan dalam Injil Yohanes. Dalam Injilnya Yohanes tidak menyebut istilah mukjizat, sebagaimana yang tercantum dalam Injil Sinoptik, Yohanes menyebutnya dengan istilah tanda. Tanda tersebut disusun agar para sidang pembaca diantar pada pemahaman yang lebih mendalam mengenai misteri Kristus. Perbedaan-perbedaan tersebut akan dapat diterima kalau kita dapat mengerti bahwa Injil bukanlah sebuah laporan historis tetapi sebuah pewartaan mengenai riwayat hidup Yesus Kristus yang satu dan sama. Pewartaan tentang Yesus dalam semua Injil, disesuaikan dengan situasi para sidang pembaca masing-masing. Dalam membaca Injil ini, perlu dipahami juga konteks atau situasi jemaat Yohanes, pada saat-saat awal Injil ini ditulis, kurang lebih pada tahun 100 Masehi. Dimana pada saat itu jemaat Yohanes mengalami persoalan-persoalan, konflik-konflik dan polemik. Persoalan-persoalan inilah yang kemudian mewarnai keseluruhan Injilnya. Dan dalam situasi ini Yohanes hadir dan berusaha xii untuk membela kebenaran iman akan Yesus dan meneguhkan iman jemaat supaya tetap percaya kepada-Nya, sebagai Putra Allah yang menjadi satu-satunya jalan sekaligus pemberi hidup. Kenyataan dari konflik serta perpecahan di atas juga digambarkan dalam perikop Yoh 7:37-44, dalam wejangan singkat Sumber air hidup. Penginjil menjelaskan secara lengkap reaksi dari orang banyak yang mendengar wejangan Yesus. Ada dua model orang-orang yang mendengar pengajaran Yesus, yang pertama adalah orang-orang yang percaya (Bdk. Yoh 7:40-41a), dan orang-orang yang menolak ajaran-Nya (Bdk. Yoh 7:41b-42), terutama karena Yesus menyatakan diri-Nya sebagai sang Sumber air hidup. Perbedaan pandangan dari kedua kelompok tersebut pada akhirnya bermuarah pada pertentangan atau konflik di antara mereka (Bdk. Yoh 7:43). Kisah dalam perikop tentang Sumber air hidup oleh Penginjil Yohanes mau menunjukan secara tegas iman serta kepercayaan jemaat Yohanes akan Yesus sebagai sumber dan pemberi air Hidup. Yang percaya kepada-Nya akan memperoleh hidup yang kekal. Air hidup dalam teks Yoh 7:37-44 diidentikan dengan Roh. Dimana Yesus ingin menyampaikan bahwa yang dimaksudkan dengan air hidup adalah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya. Yang mana Roh tersebut akan dicurahkan kepada mereka pada saat Yesus dimuliakan. Perkataan Yesus tersebut merupakan antisipasi atas tema penghibur yang akan dibicarakan-Nya pada saat khotbah perpisahan dengan para murid (lih. Yoh 14: 15-16; 16:4b-15).1 Roh penghibur ini juga yang memungkinkan orang untuk mengalami kelahiran atau dilahirkan kembali menjadi manusia baru (lih Yoh 3:5). Kelahiran kembali yang dimaksud lebih pada kelahiran kembali secara spiritual, yakni proses transformasi diri seseorang, dimana ia akan mengalami suatu bentuk hidup baru, secara xiii khusus dalam membangun sebuah keintiman dengan Allah secara utuh. Kelahiran kembali ini membawa orang untuk merubah bentuk hidup lamanya dengan sikap hidup yang baru. Kelahiran kembali ini terjadi atas campur tangan Allah lewat air dan Roh-Nya yang tercurah melalui Yesus Kristus Putera-Nya. Lebih jauh lagi berkat air hidup yakni Roh yang dijanjikan, mereka yang percaya kepada Yesus akan ikut serta dalam kemuliaan bersama Kristus. Perikop ini mau menegaskan bahwa yang percaya kepada-Nya akan memperoleh pembenaran yang bersumber dari Yesus sendiri, siapa saja yang percaya akan mendapatkan kasih karunia Allah serta dipenuhi dengan Roh. Dengan demikian bahwa orang yang percaya kepada Yesus Akan memperoleh hidup yang kekal. Hal ini berarti bahwa yesus menjanjikan aliran Roh Kudus yang membersihkan, menyegarkan, dan memberikan kehidupan sehingga pikiran dan perasaan akan dimurnikan dan diregenerasi. Lebih daripada itu melalui perikop Yohanes 7:37-44, menegaskan bahwa Yesus adalah sungguh Putra Allah dan Sang sumber air hidup.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > B Philosophy (General) B Philosophy. Psychology. Religion > BL Religion B Philosophy. Psychology. Religion > BR Christianity B Philosophy. Psychology. Religion > BS The Bible |
Divisions: | Fakultas Filsafat > Program Studi Ilmu Filsafat |
Depositing User: | Antonia M. Ngole |
Date Deposited: | 04 Jul 2022 00:51 |
Last Modified: | 04 Jul 2022 00:51 |
URI: | http://repository.unwira.ac.id/id/eprint/5829 |
Actions (login required)
View Item |