Kedudukan Anak Angkat Terhadap Sistem Pewarisan Adat Bunak Menurut Hukum Adat Bunak Di Desa Tialai, Kecamatan Tasifeto Timur Kabupaten Belu

KOY, Sesilia Lotu (2021) Kedudukan Anak Angkat Terhadap Sistem Pewarisan Adat Bunak Menurut Hukum Adat Bunak Di Desa Tialai, Kecamatan Tasifeto Timur Kabupaten Belu. Undergraduate thesis, Unika Widya Mandira.

[img] Text
ABSTRAK.pdf

Download (587kB)
[img] Text
BAB I.pdf

Download (358kB)
[img] Text
BAB II.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (536kB)
[img] Text
BAB III.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (321kB)
[img] Text
BAB IV.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (598kB)
[img] Text
BAB V.pdf

Download (35kB)

Abstract

Manusia adalah makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia mempunyai kecenderungan untuk selalu berhubungan dengan manusia yang lain. Dengan demikian setiap orang tidak mungkin hidup sendiri tanpa membutuhkan bantuan orang lain. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang beraneka ragam, seseorang pasti membutuhkan orang lain.Untuk itulah manusia saling berhubungan satu sama lain. Hubungan yang dijalin oleh manusia ada yang berakibat hukum dan ada yang tidak berakibat hukum. Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah pendekatan sejarah, pendekatan sosiologis dan pendekatan antropologi hukum. Waris merupakan segala sesuatu yang diberikan oleh pewaris kepada ahli waris untuk dimiliki baik itu berupa hak atau harta seperti tanah dan rumah. Pemberian hak waris dapat dilakukan hanya dengan sistem hukum adat yang berlaku di masing-masing daerah seperti yang berlaku di Desa Tialai, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu. Proses pembagian harta warisan dapat dilakukan. Dalam masyarakat Bunak, hak anak angkat diperlukan sama seperti anak kandung,kecuali harta warisan.Namun sebagian dari mereka memandang tidak adil jika anak angkat yang hidup lama dalam sebuah keluarga tidak mendapat apa-apa jika orang tua angkatnya meninggal dunia. Umumnya masyarakat Desa Tialai menyebutkan bahwa anak angkat yang hidup dalam sebuah keluarga, dengan sebutan/En Gol Galika Tata Bei Mil go gene helok kalo bai ne jie doe i harus Ama Datoh lai gege sasi si bai por ho’on jie,i harus molo galai, cie o saer gebeen lor bul gene homosi cie o sael go mo i dele kabah jie.Homo si ama dato walai mos tara kalo mea gol doi en dege galika so,o. Kesimpulan:Dari hasil penelitian dam pembahasan yang telah dijelaskan oleh Penulis,maka dapat disimpulkan bahwa: Berdasarkan penelitian dan hasil wawancara dari narasumber yang telah disebutkan di atas, yang terjadi di Desa Tialai adalah para anak angkat mendapat harta waris dari orang tua angkat. Hal ini dikarenakan adanya anak angkat yang sudah yatim piatu dan keluarga asalnya tidak mampan secara ekonomi sehingga ia tidak memiliki warisan

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Subjects: G Geography. Anthropology. Recreation > GN Anthropology
G Geography. Anthropology. Recreation > GT Manners and customs
H Social Sciences > HQ The family. Marriage. Woman
J Political Science > JS Local government Municipal government
K Law > K Law (General)
Divisions: Fakultas Hukum > Program Studi Hukum
Depositing User: ST.,MM Inggrit Junita Palang Ama
Date Deposited: 04 Feb 2022 03:16
Last Modified: 04 Feb 2022 03:16
URI: http://repository.unwira.ac.id/id/eprint/6173

Actions (login required)

View Item View Item