Memahami Konsep Autentisitas Cinta Perspektif Soren Aabye Kierkegaard

LETO, Benyamin (2022) Memahami Konsep Autentisitas Cinta Perspektif Soren Aabye Kierkegaard. Undergraduate thesis, Universitas Katolik Widya Mandira Kupang.

[img] Text
ABSTRAKSI.pdf

Download (588kB)
[img] Text
BAB 1.pdf

Download (434kB)
[img] Text
BAB 2.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (383kB)
[img] Text
BAB 3.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (491kB)
[img] Text
BAB 4.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (588kB)
[img] Text
BAB 5.pdf

Download (429kB)

Abstract

Cinta menjadi pembahasan yang menarik di kalangan para filsuf. Tidak sedikit filsuf yang membahas tentang cinta dan pemikirannya. Plato dan Soren Kierkegaard juga membahas cinta dalam filsafatnya, bukan hanya filsafat Barat dalam sejarah Filsafat Cina Mo Tsu juga memperkenalkan cinta universal yang digunakan untuk mengganti sikap deskriminasi. Cinta memiliki makna positif dan kebaikan. Bagi Plato seorang pencinta adalah separuh tak lengkap dari satu kepingan, yang mencarih separuh yang lain untuk menjadi utuh. Mereka adalah satu kekuatan dari penyatuan dua kelemahan. Pada saatnya semua pencinta ingin menyerahkan diri dalam penyatuan, agar menjadi satu entitas. Bagi kierkegaard adalah mustahil membicarakan tentang cinta apabila Allah dilupakan atau tidak diikutsertakan. Bagaimana segala sesuatu dapat dikatakan dengan benar tentang cinta jikalau Engkau dilupakan, Engkau Allah penuh cinta, yang dari Engkau seluruh cinta mengisi langit dan bumi; Engkau yang tidak pernah menahan melainkan memberikan segala sesuatu di dalam cinta; Engkau yang adalah cinta, sehingga sang kekasih hanyalah dia yang menjadi di dalam Engkau! Bagaimana segala sesuatu dapat dikatakan dengan benar tentang cinta jikalau engkau dilupakan, Engkau yang mewujudnyatakan cinta itu, Engkau yang adalah penyelamat dan penebus kami, yang memberikan Dirinya untuk menyelamatkan kami semua! Bagaimana segala sesuatu dapat dikatakan dengan benar tentang cinta jikalau Engkau dilupakan, Engkau yang adalah Roh-Cinta, Engkau yang tidak kekurangan apa pun dari Kepunyaan-Mu, namun yang mengingatkan pengorbanan cinta, mengingatkan orang percaya untuk mencintai sebagaimana dirinya dicintai, dan sesamanya seperti dirinya sendiri! Arti penting doa ini, pada satu pihak menonjolkan religuisitas hidup individu dan dilain pihak menampilkan ‘perendahan-diri’ individu ketika berhadapan dengan Allah sang Cinta, sebagaimana Yesus Kristus datang ke dunia dengan merendahkan diri-Nya. Dalam doa ini Kierkegaard menampilkan Ke- Tritunggal-an Allah sebagaimana diyakini oleh orang Kristen. Allah-Bapa dinyatakan sebagai “sumber seluruh cinta dan yang memberikan segala sesuatu di dalam cinta”. Allah-Putera dinyatakan sebagai “perwujutan dari cinta; penyelamat dan penebus”. Allah-Roh dinytakan sebagai “Roh cinta”. Dengan elaborasi demikian, Kierkegaard menyimpulkan Allah sebagai “cinta kekal”. Kekekalan Allah sebagai “Sumber, Wujud, dan Roh” dari cinta menjadi fondasi pergerakan isi dari Works of Love. Margarete- tokoh dalam Either/or diceritakan mengalami hal ini “apabila cinta tidak dapat tetap bertahan, lalu apa yang dapat bertahan?” Manusia mungkin dapat berhasil di dalam pergaulan dalam eksistensi waktu tanpa cinta; tetapi di dalam kekekalan, orang tidak dapat bertindak tanpa cinta”. Cinta yang terdapat dalam diri individu dapat hilang disebabkan oleh individu pelaku tindakan mencintai tidak dapat mempertahankan cinta terhadap objek cintanya karna individu yang memberikan dirinya untuk mencitai melakukan hal itu dalam krangka cinta diri. Cinta Kristen (agape) menurut Kierkegaard adalah ‘kekal’ karna sumbernya adalah Allah yang kekal. Kierkegaard menekankan pentingnya meyakini dan menghidupi cinta kristen ini. Ini adalah panggilan eksistensial kepada individu untuk terlibat langsung dalam kehidupan nyata secara autentik. Kierkegaard memahami kesetaraan manusia di dalam pengertian bahwa semua orang adalah ciptaan Allah, makluk yang diciptakan dari ketiadaaan. Karena berasal dari ketiadaan manusia sebenarnya tidak berarti karena Allah- lah yang mencipta individualitasnya dan karena itu Allah tidak pernah ingin manusia kehilangan individualitasnya. Untuk mempertahankan individualitasnya (autentitasnya) manusia dipanggil untuk mencintai Allah dan mencintai sesama. Kierkegaard seorang pemikir dan filsuf pertama eksistensialisme. Baginya yang bereksistensi adalah aku yang bertindak. Aku ini dengan istilah Kierkegaard “actor” kehidupan yang berani mengambil keputusan dasariah bagi arah hidupku sendiri, bukan “spectator” kehidupanku belaka. Maka dengan dalam memahami makna autentisitas cinta dan untuk mempertahankan individualitasnya (autentisitasnya) manusia dipanggil untuk mencintai Allah dan mencintai sesama. Menjadi autentik di dalam tindakan mencintai harusnya seseorang melibatkan Allah sebagai sumber cinta itu sendiri, dan menempatkan Kristus sebagai patokan dan melibatkan orang ketiga dalam mencintai, dan orang ketiga yang dimaksudkan adalah Allah sendiri. Hipotesis yang hendak dibangun disini adalah tentang mencintai yang autentik dan mencintai tanpa syarat bahwa setiap pencinta sejahtinya dalam mencintai tidak mungkin melupakan Allah, sebagai sumber dan pusat cinta itu sendiri. Peneliti mulai dengan asumsi bahwa manusia selalu menghadapi pengalaman baru dari waktu kewaktu. Baik pengalaman mengenai dirinya maupun pengalaman mengenai manusia lain dan dunianya. Dan dalam pengalaman hidup bersama tidak ada pengalaman yang menyenangkan kecuali pengalaman cinta. Bagi Kierkegaard cinta yang tidak mempunyai preferensi, cinta yang hanya memberi dan tidak mengharapkan apa pun sebagai imbalannya merupakan bentuk cinta yang paling tinggi. Hipotesis yang hendak dibangun disini adalah tentang mencintai yang autentik dan mencintai tanpa syarat bahwa setiap pencinta sejahtinya dalam mencintai tidak mungkin melupakan Allah, sebagai sumber dan pusat cinta itu sendiri.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Uncontrolled Keywords: Works of love, cinta, autentisitas, autentik, eksistensi, manusia.
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > B Philosophy (General)
B Philosophy. Psychology. Religion > BJ Ethics
B Philosophy. Psychology. Religion > BL Religion
B Philosophy. Psychology. Religion > BS The Bible
Divisions: Fakultas Filsafat > Program Studi Ilmu Filsafat
Depositing User: S.Fil Benyamin Leto
Date Deposited: 06 Jul 2022 02:56
Last Modified: 06 Jul 2022 02:56
URI: http://repository.unwira.ac.id/id/eprint/7018

Actions (login required)

View Item View Item