RIWU, Emilianus (2022) Yesus Kristus Adalah Bait Allah Baru (Refleksi Eksegetis Atas Teks Yoh 2:13-25). Undergraduate thesis, Universitas Katolik Widya Mandira Kupang.
Text
ABSTRAK.pdf Download (447kB) |
|
Text
BAB I.pdf Download (311kB) |
|
Text
BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (536kB) |
|
Text
BAB III.pdf Restricted to Repository staff only Download (506kB) |
|
Text
BAB IV.pdf Restricted to Repository staff only Download (373kB) |
|
Text
BAB V.pdf Download (437kB) |
Abstract
YESUS KRISTUS ADALAH BAIT ALLAH BARU (Refleksi Eksegetis Atas Teks Yoh 2:13-25) Kitab Suci Perjanjian Baru dibuka dengan warta tentang hidup dan karya Yesus Kristus yang termaktub di dalam empat kitab pertama yang disebut injil. Yesus memberitakan kabar baik tentang Kerajaan Allah kepada orang-orang kecil, miskin, berdosa dan mengatakan bahwa Kerajaan Allah sudah dekat (Bdk. Mrk 1:14). Melalui hidup-Nya, kematian-Nya, dan kebangkitan-Nya keselamatan bagi umat manusia menjadi nyata. Tulisan-tulisan Perjanjian Lama bagi orang Kristen dilihat sebagai sebuah pengantar yang penting akan tampilnya Yesus sebagai Mesias. Puncak pemenuhan dari apa yang dinubuatkan dalam Perjanjian Lama terpenuhi di dalam Yesus Kristus. Yesus menjadi pemenuhan dari seluruh karya Allah bagi keselamatan manusia. Yesus adalah tanda kehadiran Allah yang paling nyata yang datang menjumpai manusia dalam kemanusiaan yang utuh. Kehadiran Yesus membawa perubahan baru dalam praktik penyembahan orang-orang Yahudi. Jika sebelumnya mereka menyembah Allah di Bait Allah yang sewaktu-waktu akan hancur, tetapi kini mereka akan menyembah Allah di dalam diri-Nya. Bait Allah adalah pusat ibadah bagi bangsa Yahudi. Di sana mereka berjumpa dengan Allah. Allah yang selalu menuntun, membimbing, dan melindungi mereka. Di Bait Allah orang-orang Yahudi mempersembahkan kurban persembahan kepada Allah yang menjamin hidup mereka. Namun lama-kelamaan, praktik persembahan ini tidak lagi murni dan suci sebagaimana maksud dari pendirian Bait Allah yang direncanakan Daud. Orang-orang Yahudi menjadikan Bait Allah seperti pasar dengan melakukan praktik perdagangan di halaman Bait Allah yang digunakan untuk berdoa bagi orang-orang kafir. Melihat hal itu Yesus menjadi marah dan meminta mereka untuk meruntuhkan Bait Allah itu dan Ia akan mendirikannya yang baru melalui kebangkitan-Nya. Peristiwa Paskah Yahudi, dihayati sebagai peristiwa penyelamatan oleh Allah bagi umat Israel melalui darah Anak Domba dan di dalam Paskah Kristen, Kristus menjadi Kurban satu-satunya untuk keselamatan manusia. Pengurbanan Kristus terjadi di dalam peristiwa salib-Nya. Kebangkitan-Nya dari antara orang mati memaklumkan kehadiran Bait Allah yang baru. Yesus yang memaklumkan kehancuran dan pendirian kembali Bait Allah dengan pengusiran hewan kurban dari Bait Allah merupakan tindakan protes atas penghayatan keagamaan yang sangat dangkal itu. Orang-orang Israel, dengan aturan-aturan yang dibuat oleh pemimpin di Bait Allah dihantar kepada sikap penghayatan keagamaan yang kurang matang. Mereka hanya menyibukkan diri dengan kurban-kurbannya dan tidak memberi perhatian kepada suasana hati mereka untuk menghadap Allah. Mereka berpikir bahwa hanya dengan mempersembahkan kurban sesuai dengan aturan merekapun akan dibenarkan dan diselamatkan. Tindakan Yesus yang menyucikan Bait Allah mau menunjukkan bahwa yang paling penting itu adalah sikap hati saat menghadap Allah bukan hewan kurban itu. Dan Bait Allah yang baru, tidak memerlukan hewan kurban dan lain sebagainya karena Kristus di dalam diri-Nya menjadi Kurban itu sendiri.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Tanda, Bait Allah, Peristiwa Paskah |
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > B Philosophy (General) B Philosophy. Psychology. Religion > BS The Bible |
Divisions: | Fakultas Filsafat > Program Studi Ilmu Filsafat |
Depositing User: | S.Fil Emilianus Riwu |
Date Deposited: | 26 Jul 2022 05:35 |
Last Modified: | 26 Jul 2022 05:35 |
URI: | http://repository.unwira.ac.id/id/eprint/7429 |
Actions (login required)
View Item |