Pemakaman Gerejawi Bagi Orang Yang Meninggal Karena Bunuh Diri Dalam Terang Kanon 1184 Kitab Hukum Kanonik 1983

ANE, Maximilianus (2022) Pemakaman Gerejawi Bagi Orang Yang Meninggal Karena Bunuh Diri Dalam Terang Kanon 1184 Kitab Hukum Kanonik 1983. Undergraduate thesis, Universitas Katolik Widya Mandira Kupang.

[img] Text
ABSTRAK.pdf

Download (757kB)
[img] Text
BAB I.pdf

Download (432kB)
[img] Text
BAB II.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (426kB)
[img] Text
BAB III.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (559kB)
[img] Text
BAB IV.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (744kB)
[img] Text
BAB V.pdf

Download (515kB)

Abstract

Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang sangat istimewa. Keistimewaan ini lantas menjadi alasan mengapa manusia penting untuk dihargai kehidupannya dan menghargai kehidupannya sendiri. Bahkan hingga pada saat-saat kematiannya pun manusia harus tetap dihargai dan dihormati dengan dimakamkan secara baik, benar, tepat dan bermartabat.Gereja Katolik sangat menghormati kehidupan setiap manusia tidak hanya pada saat masih hidup tetapi juga hingga saat kematian, karena Gereja Katolik mengakui adanya kehidupan abadi atau hidup sesudah kematian. Gereja mengakui bahwa sesudah kematian bukan hanya jiwa kita yang akan dibangkitkan dan hidup, tetapi tubuh kita yang fana ini juga akan hidup. Karena itulah Gereja memasukan pemakaman sabagai salah satu bagian menjadi hak setiap orang yang telah dibaptis dan sebagai satu hal yang harus di atur dalam norma hukum Gereja. Akan Tetapi berhadapan dengan situasi zaman ini manusia banyak mengalami dinamika kejatuhan dan kebangkitan yang merongrong keistimewaannya. Manusia dihadapkan pada berbagai persoalan yang berdampak pada keputusan untuk mengakhiri hidupnya sendiri atau dengan kata lain dengan membunuh dirinya sendiri. Tindakan seperti ini tidak hanya melecehkan martabat manusia tetapi secara tidak langsung menolak Allah sebagai pemberi hidup. Kerena itulah Gereja dan juga beberapa pemikir Kristiani menyebut tindakan bunuh diri sebagai salah tindakan yang tergolong dalam tindakan dosa berat. Maka dalam kitab hukum kanonik yang lama yakni kitab hukum kanonik 1917 nomor 1240 secara eksplisit dan tegas melarang adanya misa kudus bagi orang yang bunuh diri. Tetapi dalam kitab hukum kanonik yang baru yakni kitab hukum kanonik 1983 larangan pemakaman diarahkan kepada mereka yang menolak iman Katolik secara eksplisit dan publik yaitu penganut bidaah atau skisma, dan mereka yang memilih kremasi karena menolak iman kristiani. Sementara larangan eksplisit untuk pemakaman gerejewi bagi orang yang bunuh diri dihapus. Penghapusan ini sesungguhnya menggambarkan kompletksitas dalam menelusuri motif bunuh diri. Karena de fakto bahwa banyak di antara orang yang bunuh diri itu mengalami gamgguan mental sangat berat sehingga mereka sudah tidak bisa lagi menggunakan akal sehat. Maka perbuatan demikian secara moral bukan lagi perbuatan secara tahu dan sadar. Karena pengertian inilah Gereja tetap memberi pemakaman gerejawi asalkan tindakan bunuh diri itu tidak menimbulkan skandal publik dan bertujuan untuk melawan hukum moral. Penhapusan ini tidak berarti bahwa Gereja mentolerir tindakan bunuh diri. Gereja tetap memandang bunuh diri sebagai tndakan melawan perintah dalam dekalog ( jangan Membunuh), tindakan mencabut kedaulatan Allah dan hak Allah terhadap kehidupan dan merupakan kejahatan publik maka larangan pemakaman gerejawi tetap berlaku bagi mereka yang melakukan bunuh diri yang merupakan peccatoress manifesti.(mereka itu adalah orang yang secara public menolak iman Katolik dan melakukan bunuh diri ) . Tetapi terlepas dari semua situasi yang disebutkan di atas, kadang-kadang tidak mudah untuk menentukan kondisi ini. Oleh karena itu dalam melakukan pelayanan pastoral terhadap umat yang meninggal karena bunuh diri, otoritas gereja harus ekstra hati-hati dan perlu meminta rekomendasi dari ordinaris wilayah sebelum melakukan pemakaman gerejawi agar tidak terjadi kekeliruan. Selain itu juga perlu ada sosialisasi bagi umat tentang kriteria-kriteria pemberian dan penolakan pemakaman gerejawi agar umat tidak bingung dan kecewa atas keputusan – keputusan terkait pemakaman gerejawi bagi orang yang meninggal karena bunuh diri.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Uncontrolled Keywords: Pemakaman Gerejawi, Bunuh Diri, Kitab Hukum Kanonik
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > B Philosophy (General)
B Philosophy. Psychology. Religion > BT Doctrinal Theology
Divisions: Fakultas Filsafat > Program Studi Ilmu Filsafat
Depositing User: S.Fil Maximilianus Ane
Date Deposited: 20 Sep 2022 08:06
Last Modified: 20 Sep 2022 08:06
URI: http://repository.unwira.ac.id/id/eprint/9090

Actions (login required)

View Item View Item