TANEO, Ludgerus Lara (2022) Doa Rosario Sebagai Komunikasi Intrapersonal Calon Imam Kongregasi MSsCc Bagi Pembentukan Panggilan Hidup Membiara Dalam Terang Rosarium Virginis Mariae Artikel 12. Undergraduate thesis, Universitas Katolik Widya Mandira Kupang.
Text
ABSTRAK.pdf Download (795kB) |
|
Text
BAB I.pdf Download (107kB) |
|
Text
BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (343kB) |
|
Text
BAB III.pdf Restricted to Repository staff only Download (615kB) |
|
Text
BAB IV.pdf Restricted to Repository staff only Download (352kB) |
|
Text
BAB V.pdf Download (305kB) |
Abstract
Devosi kepada Bunda Maria merupakan salah satu devosi resmi yang ditetapkan oleh Gereja sebagai bagian dari penghayatan iman kristiani dengan melibatkan seluruh umat Kristen Katolik. Devosi kepada Bunda Maria ini dilakukan dengan berbagai cara antara lain dengan mendoakan doa Rosario, Novena Tiga Kali Salam Maria, dan Ziarah ke Gua Maria. Yang paling populer dan menonjol adalah doa Rosario. Doa Rosario dikenal sebagai salah satu doa batin. Oleh karena itu, doa Rosario menjadi sarana kontemplasi yang paling efektif untuk mengembangkan di kalangan kaum beriman suatu komitmen untuk berkontemplasi pada misteri kristiani sebagai latihan kekudusan yang sejati. Latihan kekudusan bukanlah sikap tertutup pada diri sendiri atau selera yang mendorong kita untuk mencari kepuasan-kepuasan pribadi, melainkan sikap ketersediaan hidup kita secara suci dan murni di hadapan Allah. Maria adalah model latihan kekudusan yang sejati itu sendiri, maka penghormatan kita secara khusus kepada Bunda Maria, menunjukkan cinta yang begitu besar dan penghormatan yang tinggi kepada Bunda Maria melalui doa Rosario. Penghormatan dan doa kepada Bunda Maria merupakan satu sarana yang mendorong umat beriman untuk berdoa kepada Allah sendiri. Namun, penghormatan yang besar kepada Bunda Maria sering menimbulkan keberatan-keberatan karena ada beberapa pertimbangan bahwa: Pertama, adanya keperluan mendesak untuk menanggulangi krisis Rosario, yang dalam konteks sejarah dan teologi masa kini bisa menghilangkan nilai doa Rosario oleh karenanya bahaya bahwa doa Rosario tidak lagi diajarkan kepada generasi muda. Kedua, adanya suatu ketakutan dari sejumlah orang bahwa sentralisasi liturgi yang telah ditekankan oleh Konsili Vatikan II bisa menurun nilainya karena doa Rosario diprioritaskan. Hal ini bisa dilihat dari kebiasaan sebagian kecil umat yang mendaraskan doa Rosario pada saat perayaan Ekaristi berlangsung. Sering juga umat lebih suka mengikuti kegiatan doa Rosario pada bulan Mei dan Oktober dari pada mengikuti perayaan Ekaristi di Gereja pada hari Minggu. Di sini, doa Rosario ditempatkan pada posisi yang lebih tinggi dan terpenting dalam liturgi. Ketiga, ada juga sejumlah orang yang takut bahwa doa Rosario kurang ekumenis karena sifat khasnya yang hanya menonjolkan Maria. Keempat, satu hal yang menjadi kecemasan besar yang ditandaskan oleh Paus Paulus VI bahwa Doa Rosario akan kehilangan maknanya kalau doa Rosario tidak memiliki dimensi kontemplasi. Di sini, Doa Rosario menjadi ibarat tubuh tanpa jiwa, dan ada bahaya bahwa pendarasannya akan menjadi pengulangan kata-kata secara mekanis. Maka, dalam mendaraskan doa Rosario perlu dibangun irama yang tenang dan tetap untuk membantu orang merenungkan misteri-misteri kehidupan Kristus. Menanggapi berbagai keberatan pelaksanaan doa Rosario di atas, maka sesudah menjalani Yubileum, Paus Yohanes Paulus II mengundang umat untuk menyegarkan diri dalam Kristus dengan menawarkan doa Rosario kepada umat untuk merenungkan misteri Kristus di dalam doa Rosario. Sehubungan dengan ini Paus Yohanes Paulus II menegaskan dan mengingatkan umat beriman agar konsep sentralitas liturgi tidak menjadi bahaya yang menurunkan pentingnya Doa Rosario. Lebih lanjut, Paus menjelaskannya dengan mengutip pernyataan Paus Paulus VI bahwa sesungguhnya Doa Rosario sama sekali tidak bertentangan dengan liturgi. Doa Rosario justeru menopang liturgi, karena Rosario dapat menjadi pengantar yang unggul untuk liturgi. Doa rosario membuat umat mampu berpartisipasi penuh secara lahir dan batin dalam liturgi. Doa Rosario menjadi salah satu doa yang sering dijalankan dalam Biara M.SS.CC. Dalam Doa Rosario ini, semua peristiwa didaraskan menurut hariannya. Ujud yang sering atau yang bersifat khusus disampaikan masing-masing peristiwa Rosario ini yakni penyerahan kongregasi, panggilan, orangtua, bagi orang miskin dan terpinggirkan serta orang-orang di penjara. Rosario sering didoakan dalam kehidupan oleh hampir semua calon imam dan oleh semua imam biara M.SS.CC. Boleh dikatakan bahwa Doa Rosario menjadi salah satu doa yang peran khusus dalam tarekat Hati Terkudus Yesus dan Hati Tak Bernoda Maria.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Doa, Rosario, Komunikasi, Calon Imam, Kongregasi, MSsCc |
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > B Philosophy (General) B Philosophy. Psychology. Religion > BT Doctrinal Theology B Philosophy. Psychology. Religion > BV Practical Theology |
Divisions: | Fakultas Filsafat > Program Studi Ilmu Filsafat |
Depositing User: | S.Fil Ludgerus Lara Taneo |
Date Deposited: | 23 Sep 2022 06:22 |
Last Modified: | 23 Sep 2022 06:22 |
URI: | http://repository.unwira.ac.id/id/eprint/9359 |
Actions (login required)
View Item |