Memahami Konsep Performativitas Gender Perspektif Judith Butler Dan Relevansinya Terhadap LGBT Di Indonesia

HANI, Rivaldi Bastiano (2024) Memahami Konsep Performativitas Gender Perspektif Judith Butler Dan Relevansinya Terhadap LGBT Di Indonesia. Undergraduate thesis, Universitas Katolik Widya Mandira Kupang.

[img] Text
ABSTRAK.pdf

Download (855kB)
[img] Text
BAB I .pdf

Download (423kB)
[img] Text
BAB II.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (263kB)
[img] Text
BAB III.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (429kB)
[img] Text
BAB IV .pdf
Restricted to Repository staff only

Download (502kB)
[img] Text
BAB V .pdf

Download (19kB)
[img] Text
DAFTAR PUSTAKA DAN SUKET BEBAS PLAGIAT.pdf

Download (428kB)

Abstract

Gender merupakan perbedaan antara laki-laki dan wanita yang diihat dari nilai dan tingkah laku yang mengacu pada karakateristik, peran, fungsi, status, serta tanggung jawab. Sehingga gender dapat dibagi menjadi dua yakni maskulinitas dan feminitas. Maskulinitas ialah bentuk konstruksi kelelakian terhadap laki-laki contohnya kasar dan perkasa, sedangkan feminitas ialah bentuk konstruksi kewanitaan terhadap perempuan, contohnya lemah lembut dan anggun. Dalam tulisan ini, penulis mengkaji dan menganalisis mengenai permasalahan gender di indonesia. Judul yang diangkat ialah memahami konsep performativitas gender perspektif judith butler dan relevansinya di indonesia. Permasalahan soal gender, tidak asing lagi diberbagai negara terkhsusunya di indonesia. Permasalahan identitas gender yakni feminim dan maskulin selalu dilatarbelakangi oleh pandangan masyarakat mengenai seorang wanita harus bersifat feminim yaitu lemah lembut, dan memiliki ketertarikan pada laki-laki, sedangkan laki-laki bersifat maskulin yakni gagah, tubuh yang kekar dan memiliki ketertarikan pada wanita. Ini menjadi alasan sehingga gender pun dapat memicu perubahan orientasi seksual indivdu menjadi LGBT. LGBT adalah istilah yang digunakan sejak tahun 1990-an menggantikan kata “komunitas gay” karena istilah ini telah mewakili kelompok-kelompok yang “mengisi” istilah tersebut secara rinci. LGBT terdiri dari kelompok : yang pertama lesbian, ialah kelompok wanita yang secara fisik, emosional, dan spiritual merasa tertarik dengan wanita lain dalam hal ini penyuka sesama jenis. Yang kedua gay, ialah kelompok pria yang secara fisik, emosional dan spiritual merasa tertarik dengan pria lain. Yang ketiga biseksual, ialah kelompok orang baik pria maupun wanita yang secara fisik, emosional dan spiritual merasa tertarik pria atau wanita lain, dan yang terakhir transgender, ialah seseorang yang merasa identitas gendernya berbeda dengan jenis kelamin biologisnya sejak lahir. Di Indonesia LGBT masih merupakan hal yang sangat tabu khususnya bagi kelompok-kelompok agama. Pada umumnya kelompok LGBT yang terbuka di indonesia masih mengalami banyak kekerasan dan diskriminasi dalam kesempatan kerja, dan tempat tinggal, pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan. LGBT sulit mengakses pekerjaan, karena banyak pemberi kerja yang tidak ramah pada kaum LGBT. Sementara, mereka yang berhasil mendapatkan pekerjaan juga kerap mengalami perlakuan diskriminatif seperti dihina, dijauhi, diancam, dan bahkan mengalami kekerasan secara fisik. Kelompok LGBT pada umumnya mengharapkan perlakuan yang adil dan seimbang dari pemerintah, mereka ingin orientasi seksual dan perilaku seksual tidak menghambat mereka dalam berkarya, bermasyarakat, berprestasi dan berkontribusi dalam pembangunan. Tulisan ini bertujuan untuk menjawabi persoalan yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah yakni, apa yang dimaksud dari performativitas gender judith butler, Bagaimana konsep performativitas gender ini digunakan dalam menganalisis konstruksi identitas gender individu LGBT di Indonesia dan dampak terhadap pengakuan sosial, hak-hak individu, dan perubahan sosial terkait LGBT dalam konteks budaya dan hukum indonesia. Dalam perspektif butler, genderadalah bukan sesuatu yang melekat pada individu secara alami dan biologis, melainkan sebuah performatif yang dibentuk melalui tindakan dan pengulangan. Artinya gender tidaklah identitas seseorang yang sudah ada sejak lahir, tetapi hasil interaksi sosial dan norma-norma yang ada dalam masyarakat. Dalam konteks LGBT di indonesia performativitas gender dapat membantu untuk melihat bahwa identitas dan orientasi seksual tidak terbatas pada kategori biner saja. Butler menegaskan bahwa gender adalah spektrum yang luas. Dimana individu bebas menentukan mengekspresikan gender sesuai dengan pengalaman dan perasaan mereka. Di indonesia LGBT masih ada stigma dan diskriminasi terhadap mereka, sehingga pemahaman ini dapat mengatasi diskriminasi dan memperjuangkan hak asasi manusia bagi individu dengan identitas dan orientasiseksual yang berbeda.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > B Philosophy (General)
B Philosophy. Psychology. Religion > BD Speculative Philosophy
Divisions: Fakultas Filsafat > Program Studi Ilmu Filsafat
Depositing User: Perpustakaan UNWIRA
Date Deposited: 28 Oct 2024 02:49
Last Modified: 28 Oct 2024 02:49
URI: http://repository.unwira.ac.id/id/eprint/17903

Actions (login required)

View Item View Item