LALO, Melkior Triraja (2025) Fenomena Bunuh Diri di Kalangan Remaja di NTT Dalam Terang Konsep Kebebasan Manusia Perspektif Albert Camus. Undergraduate thesis, Universitas Katolik Widya Mandira Kupang.
|
Text
ABSTRAK.pdf Download (1MB) |
|
|
Text
BAB I.pdf Download (453kB) |
|
|
Text
BAB II .pdf Restricted to Repository staff only Download (502kB) |
|
|
Text
BAB III .pdf Restricted to Repository staff only Download (680kB) |
|
|
Text
BAB IV .pdf Restricted to Repository staff only Download (456kB) |
|
|
Text
BAB V .pdf Download (319kB) |
|
|
Text
DAFTAR PUSTAKAA.pdf Download (455kB) |
Abstract
Fenomena bunuh diri di NTT akhir-akhir ini menjadi sebuah persoalan yang cukup hangat diperbincangkan. Banyak anak muda yang saat ini mudah sekali untuk merasa putus asa dan akhirnya memutuskan untuk bunuh diri. Hal ini semacam menjadi trend baru di kalangan anak muda untuk menyelesaikan suatu persoalan., bunuh diri dilihat sebagai pilihan terbaik untuk mengakhiri suatu persoalan. Dalam Penelitian kali ini penulis mencoba melihat feomena ini melalui kacamata pemikiran Albert Camus tentang bagaiamana seharusnya orang bersikap menentang dan memberontak terhadap absurditas hidup. Perjuangan Sisipus menjadi landasan perjuangan yang mesti dibangun oleh setiap pribadi. Manusia yang absurd adalah manusia yang sadar bahwa dunia ini penuh dengan irasionalitas maka satu-satunya cara untuk menghadapi semua itu bukanlah bunuh diri melainkan memberontak dengan terus hidup. Walaupun manusia absurd memandang dunia tanpa harapan tapi satu hal yang pasti bahwa mereka tetap sadar bahwa dalam keabsuran itu mereka mesti tetap memberontak, dengan terus hidup untuk dan saat ini dan di sini. Akibat dari pemberontakan ini adalah manusia absurd mempunyai suatu pengertian baru tentang kebebasan. Memang benar tidak ada kehidupan di masa depan tetapi serentak juga tidak ada etika eksternal yang mendikte dan mengekang kebebebasan manusia. Yang bermakna bukanlah hidup yang terbaik tetapi hidup yang terbanyak di mana manusia merasakan dan menyadari setiap pengalaman hidupnya secara penuh dan tetap konsisten untuk hidup. Karena hidup saya bernilai maka hidup orang lain pun bernilai. Maka bunuh diri adalah sebuah tindakan inotentik dari manusia. xiv Oleh karena itu untuk menanggapi fenomena bunuh diri albert camus menggambarkan bagaimana manusia harus berjuang seperti Sisipus yang walaupun dihukum seumur hidup untuk melakukan pekerjaan yang sia-sia tetapi di situlah sisipus menemukan kebebasan dan kebahagiaan sehingga hidupnya menjadi bermakna.
| Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
|---|---|
| Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > B Philosophy (General) B Philosophy. Psychology. Religion > BF Psychology |
| Divisions: | Fakultas Filsafat > Program Studi Ilmu Filsafat |
| Depositing User: | Melkior Triraja Lalo |
| Date Deposited: | 09 Oct 2025 01:54 |
| Last Modified: | 09 Oct 2025 01:54 |
| URI: | http://repository.unwira.ac.id/id/eprint/22452 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |
