Kaul Kemiskinan Perspektif the Psychology of Money Morgan Housel

DA SILVA, Julio Ornai Marques (2025) Kaul Kemiskinan Perspektif the Psychology of Money Morgan Housel. Undergraduate thesis, Universitas Katolik Widya Mandira Kupang.

[img] Text
ABSTRAK.pdf

Download (1MB)
[img] Text
BAB I.pdf

Download (442kB)
[img] Text
BAB II.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (562kB)
[img] Text
BAB III.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (542kB)
[img] Text
BAB IV.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (586kB)
[img] Text
BAB V.pdf

Download (203kB)
[img] Text
DAFTAR PUSTAKA DAN SURAT BEBAS PLAGIAT.pdf

Download (461kB)

Abstract

Kaum hidup bakti kini menghadapi dunia yang semakin kompleks dengan perubahan sosial, ekonomi, teknologi, dan globalisasi yang menajamkan ketimpangan. Di tengah realitas materialistik, mereka yang menghayati kaul kemiskinan ditantang untuk tetap setia pada prinsip hidup sederhana, meski gaya hidup modern sering kali bertentangan dengan nilai tersebut. Tidak sedikit yang akhirnya goyah, sehingga pemaknaan kaul kemiskinan menjadi dangkal. Tulisan ini mencoba melihat kembali makna kaul kemiskinan dengan pendekatan pemikiran Morgan Housel dalam bukunya The Psychology of Money. Housel menegaskan bahwa pengelolaan finansial bukan soal kecerdasan, melainkan disiplin dan pengendalian diri. Perilaku terhadap uang lebih dipengaruhi oleh pengalaman, emosi, dan pola pikir, bukan semata keahlian. Hal ini sejalan dengan kaul kemiskinan, yang bukan sekadar menolak kepemilikan materi, melainkan membentuk sikap batin yang benar terhadap uang. Menurut Housel, kekayaan sejati bukan pada jumlah uang, melainkan pada kebijaksanaan mengelola sumber daya untuk tujuan yang lebih besar. Prinsip ini relevan dengan hidup bakti yang memandang harta sebagai sarana pelayanan, bukan tujuan. Ada empat kontribusi pemikiran Housel yang penting bagi kaum hidup bakti: a) Kesederhanaan hidup bukan sekadar menolak kenyamanan, tetapi sikap bebas dari keterikatan pada hal duniawi agar fokus pada nilai spiritual dan pelayanan. b) Pengelolaan waktu bijak waktu sebagai aset berharga harus digunakan seoptimal mungkin demi pengabdian dan tanggung jawab. c) Mengurangi ego pribadi hidup bakti menuntut rendah hati, mengutamakan kebersamaan, dan pelayanan tulus tanpa haus pengakuan. d) Pengelolaan uang bijak uang sebagai sarana pelayanan perlu direncanakan dan digunakan secara bertanggung jawab untuk kepentingan komunitas. Dengan demikian, pemikiran Housel dapat memperkaya pemaknaan kaul kemiskinan, bukan hanya sebagai penolakan atas materi, melainkan sebagai disiplin batin dalam mengelola sumber daya, waktu, dan diri demi pelayanan yang lebih bermakna. Kata Kunci: Kaul, Kaul Kemiskinan, Psikologi uang, Morgan Housel.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > B Philosophy (General)
B Philosophy. Psychology. Religion > BF Psychology
Divisions: Fakultas Filsafat > Program Studi Ilmu Filsafat
Depositing User: Julio Ornai Marques Da Silva
Date Deposited: 09 Oct 2025 08:08
Last Modified: 09 Oct 2025 08:08
URI: http://repository.unwira.ac.id/id/eprint/22720

Actions (login required)

View Item View Item