TAENA, Emanuel Tati (2016) Teori Perkembangan Kognitif Praoperasi Jean Piaget dan Dampaknya Terhadap Perkembangan Anak Usia Dini. Undergraduate thesis, Universitas Katolik Widya Mandira.
Text
ABSTRAK.pdf Download (381kB) |
|
Text
BAB I.pdf Download (105kB) |
|
Text
BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (304kB) |
|
Text
BAB III.pdf Restricted to Repository staff only Download (136kB) |
|
Text
BAB IV.pdf Restricted to Repository staff only Download (211kB) |
|
Text
BAB V.pdf Download (231kB) |
Abstract
Jean Piaget adalah seorang psikolog terkenal yang banyak mempengaruhi dunia pendidikan, terutama akhir-akhir ini dengan makin diterimanya teori konstruktivisme. Secara garis besar mengenai konstruktivismenya, Piaget menyatakan bahwa pengetahuan itu dibentuk oleh murid atau orang yang sedang belajar. Pengetahuan tidak diterima begitu saja dari guru, tetapi murid sendirilah yang harus mengorganisasi, memikirkan, dan membentuk pengetahuan itu. Tanpa kegiatan aktif membentuk pengetahuan dalam pikirannya, seseorang tidak akan tahu sesuatu. Menurut Piaget, pengertian seseorang itu mengalami perkembangan dari lahir sampai menjadi dewasa. Secara garis besar, Piaget membedakan empat tahap dalam perkembangan kognitif seorang anak yaitu; tahap sensorimotor, tahap praoperasi pada umur dua sampai tujuh tahun, tahap operasi konkret pada umur tujuh sampai duabelas tahun, dan tahap operasi formal setelah umur duabelas tahun ke atas. Perkembangan tahap-tahap tersebut berurutan, karena setiap tahap memerlukan tahap yang sebelumnya. Piaget, yang dipengaruhi oleh keahliannya dalam bidang biologi, berpendapat bahwa setiap makhluk hidup perlu beradaptasi dan mengorganisasikan lingkungan fisiknya agar tetap hidup. Pendapat inilah yang melatarbelakangi pemikirannya tentang perkembangan kognitif. Ia berpikir bahwa perkembangan kognitif itu mirip dengan perkembangan biologis yang memerlukan adaptasi dan pengelompokan terhadap lingkungan sekitarnya untuk dapat berkembang. Piaget sendiri, dalam karyakaryanya menyatakan bahwa teori perkembangan kognitif yang di teliti olehnya xiv merupakan salah satu teori yang menjelaskan bagaimana anak beradaptasi dan menginterpretasikan objek dan kejadian-kejadian sekitarnya. Anak-lah yang memainkan peran aktif dalam menyusun pengetahuannya mengenai realitas. Anakanak tidak bersifat pasif dalam menerima informasi. Teori perkembangan kognitif dan teori konstruktivisme Piaget banyak mempengaruhi dunia pendidikan, terutama pendidikan kognitif pada masa kanakkanak sampai remaja. Bagaimana menyusun kurikulum, bagaimana memilih bahan, bagaimana seharusnya seorang guru membantu murid belajar, banyak dipengaruhi oleh pikiran Piaget. Anak usia dini sebagai generasi penerus bangsa tigapuluh tahun ke depan mulai perlu dipikirkan dari sekarang. Bekal yang paling utama bagi mereka adalah pendidikan yang diharapkan nantinya dapat digunakan untuk membangun masa depan bangsa. Pendidikan yang harus diberikan pada anak usia dini adalah pendidikan yang akan mengantar mereka untuk menyukai belajar sepanjang masa dan dalam segala situasi. Pendidikan yang menyenangkan bagi anak usia dini akan berdampak jauh ke depan, yaitu memberikan kesenangan pada anak untuk terus belajar. Konsep yang menyenangkan bagi anak, adalah pendidikan yang sesuai dengan perkembangan anak. Perkembangan yang sesuai dengan anak diartikan sebagai pendidikan yang cocok untuk individu dan usia anak. Tentunya perlu diketahui lebih jelas konsep pendidikan yang sesuai dengan anak, bukan sekedar pendidikan yang menarik minat, tetapi lebih pada membawa anak pada pengalaman-pengalaman langsung, dan berinteraksi secara langsung dengan orang-orang dan lingkungan. Konsep pendidikan yang sesuai dengan perkembangan anak atau sering disebut dengan Developmentally Appropriate Practice (DPA) akan mengubah bentuk pendidikan di seluruh dunia secara umum, termasuk di Indonesia secara khusus. Kelas yang dulunya cenderung tradisional mulai berubah menjadi kelas yang lebih modern dengan format yang lebih menarik dan menyenangkan. Pembelajaran sudah tidak lagi berpusat pada pendidik, namun anak didik lebih diprioritaskan menjadi pusat pembelajaran. Bukan pendidik lagi yang aktif memberikan banyak informasi kepada anak, tetapi anaklah yang lebih terlibat aktif dalam mengeksplorasi dan menginvestigasi dunia dan lingkungannya. Pengetahuan adalah modal awal untuk membangun dan mengembangkan dunia. Pengetahuan itu harus ditanamkan kepada seseorang sejak usia dini. Sebagai penerus bangsa, maka pendidikan itu semestinya dimulai sejak anak masih berada dalam usia dini di mana anak sudah mampu menerima pesan dan memberi sebuah pengertian tentang realitas. Anak harus senantiasa dipacu dan dilatih secara terus menerus agar mampu membentuk sebuah pengertian tentang realitas. Ketika anak belajar, maka anak bukan hanya menerima pesan dari sang pendidik saja tetapi ia juga harus senantiasa membentuk pengertian dalam dirinya sendiri. Usia dini merupakan momen yang amat penting bagi tumbuh kembang anak. Selain bagian otak anak mengalami perkembangan yang sangat pesat, usia dini juga sering disebut sebagai masa keemasan (golden age), yaitu masa di mana semua stimulasi segenap aspek mengambil peran penting bagi pertumbuhan anak selanjutnya. Anak usia dini adalah kelompok manusia yang berusia 0 sampai 6 tahun. Namun ada beberapa ahli yang mengelompokkannya hingga usia 8 tahun. Anak usia dini merupakan kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik, artinya memiliki pola pertumbuhan perkembangan fisik, kecerdasan (daya pikir dan daya cipta), sosio emosional, bahasa dan komunikasi. Teori perkembangan kognitif perspektif Jean Piaget, menawarkan kepada kita wawasan tentang perkembangan kognitif yang dialami oleh setiap manusia. Teorinya ini menyajikan tentang keaktifan dari masing-masing individu dalam mengembangkan kemampuan inteleknya. Relevansi dari teori ini dalam proses pendidikan anak usia dini sangatlah cocok, karena pada masa anak-anak atau di usia emas anak-anak kecil dapat mengembangkan kemampuan yang ada. Pada saat kecil seperti inilah anak-anak mulai mencoba untuk mengenal kemampuan yang ada dengan cara yang menyenangkan sehingga mereka tidak mudah bosan dalam belajar. Masa kecil juga menjadi semacam stempel untuk masa depan sehingga kalau dia mendapatkan pendidikan yang layak maka di masa yang akan datang dia pun akan menjadi pribadi yang kuat dalam menata masa depannya. Kemampuan intelektual merupakan salah satu kemampuan yang perlu dimiliki oleh seorang anak demi perkembangan diri selanjutnya menuju dewasa. Berkat kemampuan ini, seorang anak menjadi makhluk yang berusaha untuk mencari keseimbangan dan melakukan penyesuaian diri, berprestasi dan mampu mempertahankan hidupnya dari hal-hal yang berguna dan tidak berguna.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > B Philosophy (General) B Philosophy. Psychology. Religion > BF Psychology |
Divisions: | Fakultas Filsafat > Program Studi Ilmu Filsafat |
Depositing User: | S.Kom Sela Mikado |
Date Deposited: | 09 Nov 2022 01:29 |
Last Modified: | 09 Nov 2022 01:29 |
URI: | http://repository.unwira.ac.id/id/eprint/9942 |
Actions (login required)
View Item |